"Iya, tadi malam Pak Camat datang. Insya Allah, segala sesuatu yang saya lakukan adalah untuk kemaslahatan bersama," ujar Jeje melalui sambungan telepon.
Jeje menegaskan bahwa sebagai bagian dari pemerintahan, hubungan kerja antara dirinya dan Camat harus tetap harmonis.
"Saya juga meminta maaf, ini menjadi perhatian bagi kita semua,"katanya.
Menurut Jeje, kemungkinan besar Camat tersebut terbawa suasana dan telah menyadari kekhilafannya. Sebagai pemimpin, ia mengedepankan prinsip saling memaafkan dan memastikan komunikasi tetap berjalan baik.
"Hubungan kami seperti ayah dan anak, komunikasi yang baik harus tetap terjaga. Bahkan, saya telah meminta yang bersangkutan untuk tetap menjalankan tugasnya dengan memimpin Musrenbang tingkat kecamatan besok,"jelasnya.
Sebelumnya, sebuah video yang menampilkan dugaan insiden antara Bupati Jeje dan seorang Camat beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, Camat diduga terlibat ketegangan dengan pimpinannya.
Insiden ini bermula dari kunjungan Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, ke Pangandaran atas undangan Bupati untuk menghadiri pernikahan putra bungsunya.
Setelah tiba di Pangandaran, Gubernur juga diundang untuk jamuan makan siang di sebuah rumah makan di kawasan Pamugaran. Namun, momen tersebut dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk menyebarkan narasi yang memutarbalikkan fakta.
Isu ini kemudian dikaitkan dengan konflik Tanjung Cemara yang tengah menjadi perdebatan di kalangan warga.
Meski demikian, Bupati Jeje menegaskan bahwa dirinya tetap mengedepankan profesionalisme dan memastikan hubungan antara pejabat di lingkungan pemerintahannya tetap harmonis demi kepentingan masyarakat.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait