Menurutnya, banyak guru yang kini aktif di media sosial, membuat konten atau menulis berita sekolah. Tapi tak semua tahu batasan dan kaidah etika yang berlaku.
“Kalau wartawan ada Kode Etik Jurnalistik dan uji kompetensi, maka guru pun perlu belajar cara menyampaikan informasi yang berimbang dan bertanggung jawab,” tambahnya.
Sementara itu, Yosep Trisna dari IJTI Galuh Raya menegaskan bahwa pemahaman soal etika jurnalistik penting untuk semua kalangan, apalagi di era digital yang serba cepat.
“Sekarang siapa pun bisa jadi penyebar informasi, tapi belum tentu paham caranya menyampaikan dengan benar. Jurnalis itu bukan cuma soal cepat, tapi juga soal tepat. Ada tanggung jawab moral dan sosial di balik setiap kalimat yang ditulis,” tegas Yosep, yang juga penguji uji kompetensi jurnalis televisi.
Ia menjelaskan, uji kompetensi jurnalis bukan sekadar formalitas, melainkan bukti bahwa seseorang benar-benar memahami prinsip jurnalistik. Mulai dari akurasi, keberimbangan, hingga keberanian memegang teguh etika meski dalam tekanan.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait
