Ida Nurlaela Gedor Semangat Petani Pangandaran: Saatnya Sawah Masuk Era Digital!

Eris Riswana
Ida Nurlaela Gedor Semangat Petani Pangandaran: Saatnya Sawah Masuk Era Digital! . ( Foto: iNewsPangandaran.id)

PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Suasana Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kamis (17/10), mendadak ramai dan penuh semangat. Anggota Komisi VI DPR RI Hj. Ida Nurlaela Wiradinata datang bukan sekadar silaturahmi, melainkan membakar kembali semangat petani yang mulai padam di Hari Tani Nasional.

Dengan suara lantang di hadapan para petani Kelompok Tani Mekar Bayu, Hj. Ida menegaskan satu hal: negara ini tidak boleh membiarkan petaninya layu sebelum berkembang!

“Pertanian bukan cuma urusan ekonomi, tapi hak dasar manusia. Kalau pangan langka, negara bisa kelaparan,” tegas Hj. Ida disambut tepuk tangan para petani yang hadir.

Ia menyoroti betapa Pangandaran memiliki tanah subur dan potensi luar biasa, namun kerap tak diimbangi dengan dukungan kebijakan dan anggaran yang benar-benar berpihak pada petani.

Menurutnya, petani adalah tulang punggung bangsa yang selama ini justru sering dibiarkan berjuang sendirian.

“Kita sering lupa. Kalau tidak ada petani, mau makan apa bangsa ini?” ucapnya dengan nada geram namun penuh empati.

Di era serba digital, Hj. Ida tak ingin petani terus tertinggal. Ia mendorong agar pertanian di Pangandaran mulai bertransformasi menuju agroindustri modern, di mana hasil tani bukan hanya dijual mentah, tapi diolah agar bernilai tambah tinggi.

“Petani harus melek teknologi. Jangan takut belajar. Sekarang jamannya digital, sawah pun bisa diawasi lewat ponsel,” ujarnya sambil menunjukkan antusiasme pada generasi muda tani.

Selain itu, Hj. Ida juga menyoroti pentingnya sertifikasi pangan agar produk lokal bisa bersaing di pasar nasional bahkan internasional. Menurutnya, pangan sehat dan berkualitas bukan hanya cita-cita, tapi kewajiban moral petani terhadap bangsa.

Namun di balik semangat itu, Hj. Ida mengungkapkan kegelisahan mendalam. Ia menyebut, saat ini mayoritas petani sudah berusia lanjut, sementara anak-anak muda lebih tertarik jadi konten kreator ketimbang penggarap sawah.

“Petani kita hampir punah. Yang muda banyak yang gengsi. Padahal bertani itu bisa keren, asal pakai cara modern,” katanya tajam.

Ia mengingatkan, tanpa regenerasi, masa depan pertanian akan gelap. Karenanya, Hj. Ida terus mendorong agar pemerintah dan masyarakat memberi ruang luas bagi petani muda untuk tumbuh dan berkembang dengan dukungan teknologi.

“Dengan semangat baru dan dukungan tepat, petani muda bisa jadi ujung tombak kedaulatan pangan Indonesia,” pungkasnya penuh optimisme.

Kunjungan kerja Hj. Ida di Hari Tani Nasional itu menjadi pengingat keras bagi semua pihak. Bahwa tanpa petani, negeri ini akan lumpuh. Dan jika generasi muda terus berpaling dari tanahnya sendiri, maka kelaparan bukan lagi ancaman, tapi kenyataan.

Hari itu, di tengah hamparan sawah Desa Ciganjeng, terdengar kembali gaung yang lama hilang: “Hidup petani! Hidup Indonesia!”

Editor : Irfan Ramdiansyah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network