Pada saat kejadian, mereka baru pulang dari rumah suaminya di Kluang dan hendak kembali ke Segamat. Suami mereka adalah Imam Eksekutif di Ladang Tereh Utara, Kluang. Sementara istri mereka adalah seorang guru di Sekolah Agama Kemedak, Segamat.
Putra sulung mereka, Abdul Rahman (19), tidak ikut ke Segamat pada saat itu karena tinggal di Kluang, sehingga dia selamat dari kecelakaan maut tersebut.
Kecelakaan ini terjadi ketika mobil yang mereka kendarai mengalami kecelakaan beruntun dengan beberapa kendaraan lain, yaitu truk trailer, sebuah Honda HRV, sebuah Proton Wira, sebuah Perodua Bezza, dan Perodua Alza yang dikendarai oleh keluarga tersebut.
Diketahui, kecelakaan tersebut terjadi setelah truk yang membawa muatan pasir kehilangan kendali dan masuk ke jalur berlawanan.
Kecelakaan tersebut diduga terjadi saat mobil Honda HRV melambat akibat pekerjaan perbaikan jalan, sehingga truk yang melaju dari arah yang sama gagal mengerem dan kehilangan kendali.
Akibat pelanggaran tersebut, truk berbelok ke kanan jalan dan bertabrakan dengan Perodua Alza yang membawa keluarga beranggotakan tujuh orang tersebut.
Editor : Hikmatul Uyun