Namun drama sesungguhnya terjadi saat rombongan Bupati bertemu petani Desa Maruyungsari di Pasar Bogor, Sabtu (24/5/2025). Di tengah ratusan petani yang mendidih emosinya, Bupati Citra menyampaikan bahwa keinginan menjebol jalan tidak bisa dikabulkan karena penolakan dari warga Paledah.
Suasana langsung memanas! Emosi petani pun tumpah ruah. Beberapa mulai berteriak kecewa, beberapa lainnya menatap penuh protes. Tapi Bupati Citra tetap tenang, berusaha memadamkan bara dengan solusi.
"Kan tanaman padi terendam. Makanya, solusi kita akan menyediakan pompa sebanyak tiga unit dari BBWS,"* ucap Citra tegas namun lembut, mencoba menenangkan amarah warga.
Namun janji pompa saja belum cukup. Citra pun menambahkan janji kompensasi jika pompa tidak bekerja maksimal. "Jika banyak tanaman padi busuk, petani di Desa Maruyungsari akan diberi kompensasi sebesar Rp 1,5 juta per hektare,"tegasnya, memohon pengertian dari warga.
Tapi ternyata bukan perkara mudah untuk memadamkan bara api di dada petani. Ratusan pasang mata terus menatap Bupati dengan raut kecewa. Beberapa bahkan tak sanggup menyembunyikan rasa putus asa.
"Saya itu bukan Wonder Woman yang bisa menyulap. Saya bekerja jadi Bupati Pangandaran baru sekitar 3 bulan. Mohon kesabarannya," lanjut Citra, nyaris lirih.
Tapi lirihnya kata-kata itu tak mampu menenangkan badai di hati para petani yang sawahnya tergenang air dan harapan mereka pun mulai tenggelam. Untuk meredam situasi, mantan Bupati Jeje Wiradinata pun turun tangan.
Tapi lagi-lagi respons warga justru mengejutkan! Saat Jeje mulai bicara, suara sorakan dan teriakan menggema. Beberapa petani bahkan memilih pergi meninggalkan lokasi.
Situasi benar-benar panas. Namun begitu, tak semua menutup pintu. Ada sebagian petani yang bersedia menerima solusi Bupati Citra. Mereka berharap pompa benar-benar bisa menyelamatkan panen yang tersisa.
Tapi ada juga yang tetap ingin menjebol jalan, tak peduli apa pun resikonya. Konflik dua desa ini belum menemukan ujung. Banjir bukan hanya menggenangi sawah, ia juga menggenangi rasa keadilan, kesabaran, dan harapan.
Apakah janji Bupati bisa meredam gejolak ini? Atau justru akan muncul bara api baru? Para petani hanya bisa berharap, solusi benar-benar datang sebelum banjir membawa semuanya hanyut... termasuk rasa percaya pada pemimpin daerah.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait