Di Antara Rimbun Pandan, Ada Kisah Perjuangan yang Tak Pernah Padam

Setiap dua hari sekali, ketika langit masih bergelap dan ayam belum sempat berkokok, Enih sudah melangkah ke kebun.
Di sanalah ia memetik rezeki dari setiap helai daun pandan, dengan cara memborong dari pemilik lahan, tanah milik desa yang telah menjadi sahabat karibnya sejak lama.
"Harga borongnya 100 ribu, kadang-kadang 25 ribu. Itu semua tergantung banyaknya daun," tuturnya pelan, seraya membersihkan duri dari daun-daun yang dikumpulkannya.
Meski harga jualnya kini tak lagi seberapa, Enih tetap setia. Dari 2 hingga 3 kilogram daun pandan yang berhasil ia kumpulkan dalam sehari, ia hanya mendapat Rp 8 ribu hingga Rp 13 ribu.
Tapi bagi Enih, angka-angka itu lebih dari sekadar nominal. Itu adalah bukti bahwa ia masih bisa berdiri, bekerja, dan memberi makan keluarga.
Editor : Irfan Ramdiansyah