Di Antara Rimbun Pandan, Ada Kisah Perjuangan yang Tak Pernah Padam

Setiap helai daun pandan yang ia siapkan untuk dijual, diproses dengan cinta dan kesabaran hingga larut malam.
Ia sabar menunggu hingga daun terkumpul banyak agar bisa dijual seminggu sekali. Tapi jika hidup mendesak, ia rela menjual lebih awal.
"Kadang-kadang kalau butuh duit sedikit juga dijual," katanya, tersenyum tipis. Kini, di tengah usia senja, Enih tetap berdiri kokoh di jalan yang telah ia pilih. Tak ada keluh, tak ada pamrih.
Hanya rasa syukur yang senantiasa ia jaga. "Ya, sekarang mau kerja apalagi, karena kerja sekarang juga masih tetap bersyukur dan masih diberikan kesehatan," ucapnya, menutup percakapan dengan keteguhan yang lembut.
Di balik daun pandan yang tampak biasa, tersimpan cerita luar biasa tentang keteguhan, kesabaran, dan cinta yang tak lekang oleh waktu. Enih, dengan segala kesederhanaannya, mengajarkan bahwa hidup bukan soal berapa banyak yang kita punya, tapi seberapa besar kita mampu mensyukuri.
Editor : Irfan Ramdiansyah