"Cukup enggak cukup ya dicukupin saja. Beras 10 kilogram kadang buat sebulan juga masih ada, karena kita jarang makan," kata Ida.
Menurut ida, kadang masak nasi kadang tidak karena anak-anak suka makan dikasih sama orang - orang yang ada di sekitarnya.
"Kalau untuk uang jajan anak suka di kasih seadanya namun kadang anak anak suka mencari rongsok atau limbah, Saya pun tidak menyuruh kepada anak anak untuk mencari rongsok, itu kemauannya," Jelasnya.
Kondisi seperti ini Ida mengaku sudah ada setahun sejak diceraikan suaminya dan harus mencari rezeki untuk membiayai kedua anaknya.
"Saya hanya berharap memiliki rumah seperti halnya orang lain, meskipun tidak besar yang penting layak,"ungkapnya.
Layak ditempati anak- anak, bisa buat sembahyang, bisa buat belajar anak-anak dan di kala hujan bisa tidur dengan pulas tidak bocor.
Ditempat berbeda Kepala Desa Karangmulya Wahyuman mengatakan, dari pihak Desa sudah sempat mengusulkan ke Dinsos ke mana-mana hingga terealisasi bantuan Rutilahu namun terkendala biaya operasionalnya.
"Memang benar sangat memprihatinkan dengan kondisi rumah Ida dengan di tempati bersama kedua anaknya,"kata Wahyuman.
Menurutnya, boro-boro ngebangun sendiri yang intinya ibu Ida ini tanggung jawab pemerintah. Tidak hanya rumahnya saja, kata Wahyuman, kadang untuk kebutuhan pokok sehari hari saja, dia harus dibantu tetangganya.
Meskipun demikian, Ia pun dari Pemerintah Desa sudah berupaya untuk mengusulkan bantuan ke mana-mana.
"Tapi, sampai saat ini belum terealisasi," ucapnya.
Sebenarnya, kondisi bangunan rumah Ida hancur itu baru sekarang ini karena memang tidak ada pondasi kuat seperti memakai besi.
"Dan itu, dibangun sebelum saya menjadi kepala Desa di Karangmulya. Sekarang, malah makin hancur. Belum ditambah guncangan gempa bumi yang terjadi sebelumnya," ungkapnya.
Wahyuman pun bersama Kepala Dusun dan warga sekitar sudah inisiatif membongkar bangunan rumah yang berpotensi ambruk.
"Kami sudah berupaya, dan bahkan pada bagian dinding rumahnya kita bongkar yang tujuannya supaya tidak terlalu membahayakan. Daripada nanti ambruk menimpa penghuninya, kan lebih parah," Pungkasnya.
Editor : Irfan Ramdiansyah