Mendengar hal tersebut, Sranita langsung menangis histeris. Ia merasa bersalah lantaran tidak menjaga kandungannya dengan baik. Wanita 17 tahun itu juga merasa gagal menjadi ibu yang baik.
"Gak bisa berkata apa-apa lagi ya Allah. Cuma bisa pasrah dan nerima kenyataan pedih, rasa sakit, kecewa semua campur aduk. Cuma bisa nangis sambil peluk mama," tutur Sranita dengan suara terisak.
Sang suami, diakui Sranita saat itu menemaninya saat proses persalinan. Namun setelah itu, sikap suami Sranita mendadak berubah.
Bukannya menenangkan istri yang baru saja kehilangan anak yang didamba, sang suami malah menyalahkan Sranita. Suami dengan lantang menyebut istrinya tidak becus menjaga kandungan hingga berakibat fatal keguguran.
"Dia bersikeras menyalahkan aku, atas kelalaian aku selama hamil sampai anak keguguran. Tetep keukeuh saya yang salah di mata dia," ujar Sranita mengenang deret umpatan suami kepadanya.
Mendengar suami yang terus menerus meyalahkannya, tangis Sranita pun pecah. "Ibu mana sih yang mau ditinggal anaknya? Takdir yang menentukan semuanya," ucapnya.
Suami pun makin menyalahkan Sranita disertai ucapan-ucapan menyakitkan lainnya.
"Dia chat aku dengan gampangnya ngomong 'anak meninggal gara-gara aku belum bisa jadi ibu yang baik. Anak meninggal karena dia belum siap jadi anak aku, gak bisa ngasih ASI, selalu sibuk sama kerjaan aku di dunia make up'," lanjutnya.
Editor : Hikmatul Uyun