Banjir Belum Surut, Warga Pangandaran Evakuasi Ternak dan Mulai Diserang Gatal-Gatal

Eris Riswana
Banjir Belum Surut, Warga Pangandaran Evakuasi Ternak dan Mulai Diserang Gatal-Gatal. ( Foto: iNewsPangandaran.id)

PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Banjir besar yang melumpuhkan Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, kini berubah menjadi drama panjang yang menguras tenaga warga. Air yang tak kunjung surut, bahkan terus naik hingga 1,5 meter, membuat tiga dusun Pasar, Cihideung, dan Babakansari, seperti hilang ditelan genangan.

Lebih dari 200 rumah terendam, meninggalkan warga dalam kepungan air keruh yang makin pekat dan berbau tak sedap. Suasana desa berubah muram.

Banyak warga terlihat mondar-mandir sambil memindahkan perabot, karung berisi pakaian, hingga sepeda motor yang mereka dorong ke lokasi lebih tinggi.

Sebagian lainnya memilih mengungsi ke rumah sanak saudara karena tak sanggup lagi bertahan di tengah rumah yang sudah tak berbentuk, penuh lumpur dan sampah yang hanyut.

Namun situasi paling menegangkan justru terjadi saat warga berusaha menyelamatkan hewan ternak mereka. Kambing, domba, hingga sapi mulai stres terjebak di kandang yang terendam, beberapa di antaranya hampir hanyut terseret arus.

Ade, seorang pemilik ternak domba, menjadi satu dari banyak warga yang kelimpungan mempertahankan nyawa hewan peliharaannya. Tiga hari terjebak banjir membuat Ade tak punya pilihan selain meminta bantuan untuk mengevakuasi ternaknya dengan perahu BPBD.

Sambil memegangi tali ikat kambing satu per satu, ia menerobos banjir.

“Kami mengevakuasi kambing karena air semakin tinggi. Alhamdulillah pakai perahu dari BPBD, kambing bisa diselamatkan,” ujar Ade, wajahnya terlihat letih setelah berjam-jam bergelut dengan banjir.

Di beberapa titik, warga lain tampak melakukan hal serupa. Ada yang menarik kambing dengan tali plastik, ada yang menggendong ayam dalam kardus, bahkan ada yang menuntun motor sambil sesekali tergelincir karena dasar jalan tak lagi terlihat.

Semua dilakukan demi memastikan harta terakhir mereka tidak tenggelam. Namun badai masalah tak berhenti di situ. Air banjir yang semula hanya keruh, kini berubah warna menjadi kehijauan dan mengeluarkan aroma busuk menusuk hidung.

Warga yang terpaksa beraktivitas di dalam air mulai mengeluhkan gatal-gatal parah pada kulit. Satu per satu muncul bentol-bentol, ruam, dan rasa perih yang menyiksa.

Cuhdi, Ketua RT setempat, mengakui kondisi kesehatan warganya semakin memprihatinkan.

“Yang diharapkan adanya bantuan obat-obatan. Dampak dari air yang mulai bau dan kotor, banyak warga yang terserang gatal-gatal,” keluhnya.

Beberapa warga bahkan terlihat menggaruk kulitnya tanpa henti. Ada yang mengoleskan minyak kayu putih seadanya, ada yang hanya bisa menahan perih karena tak punya obat apa pun.

Sementara itu, logistik bantuan belum sampai seluruhnya. Warga yang bertahan di lokasi lebih tinggi kini mulai kekurangan air bersih dan obat antiseptik.

Setiap kali mendengar suara motor relawan atau mobil aparat, warga langsung keluar menanti dengan harapan bantuan akhirnya tiba.

Namun hingga sore, distribusi masih tersendat karena beberapa akses menuju lokasi juga terendam banjir. Kondisi makin mencekam ketika hujan kembali turun. Langit gelap, angin lembab, dan air mulai naik perlahan.

Warga yang sebelumnya mencoba bertahan di rumah panggung, kini mulai bersiap jika harus mengungsi total.

Di tengah kepungan banjir tak berkesudahan, serangan gatal-gatal, bau menusuk, dan hewan ternak yang terancam, warga Ciganjeng hanya berharap satu hal, bantuan segera datang sebelum situasi berubah semakin buruk.

Editor : Irfan Ramdiansyah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network