“Air datangnya malam hari dan masuk ke rumah, sebagian warga mengungsi ke tanggul. Kami sangat cemas juga takut, untuk saat ini mending bertahan dulu di tanggul,” katanya dengan wajah lelah.
Pemerintah desa bersama unsur TNI dan Polri langsung turun tangan meninjau lokasi. Mereka membantu evakuasi warga serta memastikan bantuan logistik tersalurkan.
Hikmat Priatna, Plt Camat Padaherang, menegaskan pihaknya sudah memantau langsung situasi di dua desa terdampak.
“Dari forum kecamatan saat ini sedang dilakukan monitoring di dua desa, Sukanagara dan Ciganjeng. Ada sejumlah warga yang mengungsi dan ada juga yang masih bertahan di rumahnya masing-masing. Kami mengimbau agar warga tetap waspada,” ungkapnya.
Hikmat menambahkan, banjir di wilayahnya bukan hal baru. Setiap musim hujan tiba, Padaherang dan Kalipucang selalu jadi langganan genangan. Namun pemerintah berjanji akan memperkuat upaya mitigasi bencana agar kejadian serupa tak terus berulang.
Warga kini berharap agar penanganan tidak sekadar tanggap darurat sesaat, tapi juga menyentuh akar masalah seperti pembuatan tanggul permanen dan normalisasi aliran sungai yang kian dangkal.
Genangan air di beberapa titik mulai surut, namun cuaca ekstrem masih mengintai. Awan gelap kembali menggantung di langit Pangandaran sore tadi, mengisyaratkan potensi hujan lanjutan yang bisa memperparah kondisi.
Sementara itu, aktivitas ekonomi warga lumpuh total. Para petani mengaku resah karena sawah mereka berubah menjadi kolam dadakan. Pedagang kecil terpaksa menutup warung, dan anak-anak tak bisa bersekolah karena akses jalan terputus.
Pangandaran kini menanti langkah nyata pemerintah daerah. Bukan hanya tanggul, tapi juga tindakan cepat agar warga tak terus dihantui banjir tahunan.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait
