Lebih memilukan lagi, lanjut Dede, gaji guru madrasah swasta jauh dari kata layak.
“Di RA ada yang cuma terima Rp 300 ribu per bulan, di MI sekitar Rp 400 ribu. Apa bisa hidup dengan itu? Sungguh miris,” ucapnya dengan nada getir.
Aspirasi keras ini langsung ditampung Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin. Ia mengaku terenyuh dengan fakta yang disampaikan para guru madrasah.
“Saya apresiasi perjuangan mereka. Tuntutan ini tentu harus sampai ke DPR RI dan kementerian terkait. Kami akan segera bersurat untuk menyuarakan apa yang mereka harapkan,” ujar Asep.
Asep menegaskan, perjuangan para guru madrasah tak boleh dipandang sebelah mata.
“Mereka ini ujung tombak mencetak generasi cerdas di Pangandaran. Kalau hak mereka saja tidak diperhatikan, bagaimana bisa berharap pendidikan kita maju?” katanya penuh penekanan.
Kini, bola panas tuntutan guru madrasah sudah bergulir ke meja wakil rakyat. Pertanyaannya, akankah jeritan panjang guru swasta yang digaji ratusan ribu rupiah ini akhirnya mendapat jawaban manis, atau kembali tenggelam dalam janji politik yang tak kunjung nyata?
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait
