"Paling saat musim kemarau, kalau musim hujan sangat sulit untuk melakukan pengolahannya, dalam penjemuran, perendaman dalam air dan di jemur lagi, jadi susah kalau tidak ada panas," Ucapnya.
Tanaman Gadung ini, kata Umi, biasa tumbuh di daerah pegunungan dan tumbuh banyak saat musim kemarau. Dan umbi gadung tersebut bisa di olah berbagai macam makanan dari mulai makanan ringan keripik, buat kolak dan yang lainnya.
"Untuk pengolahannya memang lumayan lama dari mulai di iris - iris tipis hingga di baluri dengan abu sisa bara api setelah itu di cuci lalu di rendam selama tiga hari tiga malam dan baru bisa di konsumsi,"jelasnya.
Dibaluri abu itu tujuannya agar racunnya hilang, jadi memang proses pengolahannya cukup lama.
"Kalau sekarang memang lagi banyak, asal mau saja mengolahnya dari pada diam tidak ada kesibukan lain dengan mengolah umbi Gadung ini selain bisa buat cemilan di rumah juga bisa buat dijual per kilogramnya biasa menjual 30 sampai 50 ribu rupiah,"kata Umi.
Ia pun menambahkan, kalau sudah diolah menjadi makanan bisa di simpan dalam waktu yang lama, 2 sampai 3 tahun masih bisa awet dan bisa konsumsi.
Sementara itu menurut salah satu warga lainnya Ida Latifah mengatakan, umbi Gadung memang terkenal beracun namun dengan pengolahan yang benar bisa untuk di konsumsi.
"Untuk rasanya pun enak, gurih, tidak getar di lidah dan bisa buat teman ngopi," Kata Ida.
Selain di konsumsi menjadi makanan penghidang di rumah, bisa juga untuk dijual lumayan buat tambahan kebutuhan dapur.
"Alhamdulillah, musim kemarau saat ini membawa berkah," Pungkasnya.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait