Isi dalam Babad kacijulangan terdiri dari dua bagian terpenting. Pertama ada sajarah geude (besar) yang isinya awal mula penciptaan langit dan bumi, bagian kedua diisi dengan sajarah leutik (kecil) yang isinya tentang proses kehidupan manusia.
Erik mengatakan, tradisi pembacaan babad kacijulangan ini sudah nyaris punah, lantaran minimnya pelaku pembaca.
"Karenanya lembaga adat berusaha mempertahankan tradisi ini agar tetap lestari," kata Erik.
Pembacaan tradisi babad Kacijulangan ini, biasanya dilakukan setiap bulan Muharam dan bulan Mulud. Namun agar tetap lestari pembacaan akan dibuat rutin setiap tahun.
Menurutnya untuk membaca sajarah Kacijulangan tidak bisa sembarang membaca karena memiliki ketentuan tersendiri. Karenanya ada perhitungan Sunda Kuno dan hanya boleh dibacakan pada waktu tertentu.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait