Banjir Belum Surut, Warga Pangandaran Evakuasi Ternak dan Mulai Diserang Gatal-Gatal
Warga yang terpaksa beraktivitas di dalam air mulai mengeluhkan gatal-gatal parah pada kulit. Satu per satu muncul bentol-bentol, ruam, dan rasa perih yang menyiksa.
Cuhdi, Ketua RT setempat, mengakui kondisi kesehatan warganya semakin memprihatinkan.
“Yang diharapkan adanya bantuan obat-obatan. Dampak dari air yang mulai bau dan kotor, banyak warga yang terserang gatal-gatal,” keluhnya.
Beberapa warga bahkan terlihat menggaruk kulitnya tanpa henti. Ada yang mengoleskan minyak kayu putih seadanya, ada yang hanya bisa menahan perih karena tak punya obat apa pun.
Sementara itu, logistik bantuan belum sampai seluruhnya. Warga yang bertahan di lokasi lebih tinggi kini mulai kekurangan air bersih dan obat antiseptik.
Setiap kali mendengar suara motor relawan atau mobil aparat, warga langsung keluar menanti dengan harapan bantuan akhirnya tiba.
Namun hingga sore, distribusi masih tersendat karena beberapa akses menuju lokasi juga terendam banjir. Kondisi makin mencekam ketika hujan kembali turun. Langit gelap, angin lembab, dan air mulai naik perlahan.
Warga yang sebelumnya mencoba bertahan di rumah panggung, kini mulai bersiap jika harus mengungsi total.
Di tengah kepungan banjir tak berkesudahan, serangan gatal-gatal, bau menusuk, dan hewan ternak yang terancam, warga Ciganjeng hanya berharap satu hal, bantuan segera datang sebelum situasi berubah semakin buruk.
Editor : Irfan Ramdiansyah