get app
inews
Aa Text
Read Next : Sawah Jadi Lautan, Rumah Jadi Kolam! Warga Pangandaran Hanya Bisa Pasrah di Tengah Banjir

Tiga Hari Tak Surut, Pasar Kalipucang Pangandaran Lumpuh Terendam Banjir

Rabu, 12 November 2025 | 18:13 WIB
header img
Tiga Hari Tak Surut, Pasar Kalipucang Pangandaran Lumpuh Terendam Banjir. ( Foto: iNewsPangandaran.id)

Edi (54), pedagang sayur di Pasar Kalipucang, tampak lesu melihat kiosnya yang kini dikepung air.

“Banjirnya sudah tiga hari, yang hari ini paling tinggi, sampai sebatas lutut orang dewasa,” ucapnya lirih, Rabu (12/11/2025).

Edi mengaku, sejak air mulai menggenangi area pasar, dirinya bersama pedagang lain terpaksa pindah berjualan ke area terminal.

“Ya mau gimana lagi, kalau gak jualan, kami gak bisa makan,” katanya sambil menata dagangan seadanya di atas meja darurat.

Menurut Edi, banjir seperti ini bukan pertama kali. Setiap musim hujan datang, terutama saat wilayah Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjar diguyur hujan deras, Sungai Citanduy hampir pasti meluap dan menggenangi Pasar Kalipucang.

“Kalau Citanduy meluap, udah pasti pasar tenggelam. Kami cuma bisa nunggu air surut,” tambahnya pasrah.

Sementara itu, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran mencatat, hingga Rabu (12/11/2025), sebanyak 265 Kepala Keluarga dengan total 295 jiwa terdampak banjir di wilayah Kalipucang, meliputi Desa Kalipucang dan Desa Pamotan.

Tak hanya itu, luapan Citanduy juga merendam wilayah Desa Sukanegara dan Majingklak, Kecamatan Kalipucang. Air bahkan masuk hingga ke rumah-rumah warga.

Di Desa Sukanagara, situasi lebih parah. Warga yang tinggal di dekat bantaran sungai terpaksa mengungsi ke tempat lebih tinggi, sebagian menumpang di rumah kerabat, sebagian lagi mendirikan tenda darurat di atas tanggul.

Ketinggian air di lokasi tersebut mencapai satu meter, menutupi setengah dinding rumah. Hingga malam, hujan belum juga reda. Sungai Citanduy terus meluap dengan arus deras membawa potongan kayu dan sampah dari hulu.

Warga hanya bisa berjaga, khawatir air kembali naik dan menyeret perabot rumah mereka.

“Semoga malam ini gak tambah tinggi,” lirih seorang ibu sambil memeluk anaknya di bawah tenda pengungsian.

Banjir besar ini menjadi peringatan keras bagi warga Kalipucang, bahwa Citanduy bukan sekadar sungai, tapi juga ancaman yang bisa datang kapan saja.

Editor : Irfan Ramdiansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut