Tiga Hari Tak Surut, Pasar Kalipucang Pangandaran Lumpuh Terendam Banjir
PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Pasar tradisional di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mendadak lumpuh total. Banjir kiriman dari luapan Sungai Citanduy menenggelamkan kios-kios pedagang selama tiga hari berturut-turut.
Pedagang pun tak berdaya. Banyak yang memilih angkat kaki dan menutup lapak dagangan karena air terus naik dan tak kunjung surut. Aroma lumpur bercampur sampah menyengat di setiap sudut pasar.
Tak hanya area pasar, jalur nasional penghubung Jawa Barat dan Jawa Tengah di Simpang Pancimas ikut terendam. Air setinggi lutut orang dewasa membuat arus kendaraan kacau balau.
Motor-motor mogok berjejer di tengah jalan, sementara pengendara hanya bisa pasrah mendorong kendaraannya di bawah guyuran hujan.
Beberapa anggota Satlantas Polres Pangandaran dibantu warga terlihat sibuk mengatur lalu lintas agar kendaraan dari arah Banjar–Pangandaran dan Cilacap tetap bisa melintas. Namun derasnya arus air membuat situasi semakin semrawut.
Edi (54), pedagang sayur di Pasar Kalipucang, tampak lesu melihat kiosnya yang kini dikepung air.
“Banjirnya sudah tiga hari, yang hari ini paling tinggi, sampai sebatas lutut orang dewasa,” ucapnya lirih, Rabu (12/11/2025).
Edi mengaku, sejak air mulai menggenangi area pasar, dirinya bersama pedagang lain terpaksa pindah berjualan ke area terminal.
“Ya mau gimana lagi, kalau gak jualan, kami gak bisa makan,” katanya sambil menata dagangan seadanya di atas meja darurat.
Menurut Edi, banjir seperti ini bukan pertama kali. Setiap musim hujan datang, terutama saat wilayah Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjar diguyur hujan deras, Sungai Citanduy hampir pasti meluap dan menggenangi Pasar Kalipucang.
“Kalau Citanduy meluap, udah pasti pasar tenggelam. Kami cuma bisa nunggu air surut,” tambahnya pasrah.
Sementara itu, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran mencatat, hingga Rabu (12/11/2025), sebanyak 265 Kepala Keluarga dengan total 295 jiwa terdampak banjir di wilayah Kalipucang, meliputi Desa Kalipucang dan Desa Pamotan.
Tak hanya itu, luapan Citanduy juga merendam wilayah Desa Sukanegara dan Majingklak, Kecamatan Kalipucang. Air bahkan masuk hingga ke rumah-rumah warga.
Di Desa Sukanagara, situasi lebih parah. Warga yang tinggal di dekat bantaran sungai terpaksa mengungsi ke tempat lebih tinggi, sebagian menumpang di rumah kerabat, sebagian lagi mendirikan tenda darurat di atas tanggul.
Ketinggian air di lokasi tersebut mencapai satu meter, menutupi setengah dinding rumah. Hingga malam, hujan belum juga reda. Sungai Citanduy terus meluap dengan arus deras membawa potongan kayu dan sampah dari hulu.
Warga hanya bisa berjaga, khawatir air kembali naik dan menyeret perabot rumah mereka.
“Semoga malam ini gak tambah tinggi,” lirih seorang ibu sambil memeluk anaknya di bawah tenda pengungsian.
Banjir besar ini menjadi peringatan keras bagi warga Kalipucang, bahwa Citanduy bukan sekadar sungai, tapi juga ancaman yang bisa datang kapan saja.
Editor : Irfan Ramdiansyah