“Pada hari pertama, kami berhasil menyuntikkan 200 dosis vaksin, dan di hari kedua kami targetkan 50 dosis,” katanya.
Menurut Deni, kasus PMK di Pangandaran banyak disebabkan oleh ternak dari luar wilayah, seperti Tasikmalaya atau perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Pada Desember 2024, tercatat ada 111 kasus, namun berkat pengalaman para peternak, situasi berhasil dikendalikan.
“Awal tahun ini, hanya ada tiga laporan sapi terindikasi PMK, dan tidak ada laporan kematian. Namun, kami tetap waspada,” ungkapnya.
Dinas Pertanian juga aktif memberikan edukasi kepada peternak untuk menjaga kebersihan kandang, melakukan penyemprotan disinfektan, dan menghindari pembelian ternak dari luar daerah yang berisiko membawa virus.
“Untuk tahap awal, kami mendapat 500 dosis vaksin dari Kementerian yang difasilitasi asosiasi peternak sapi. Saat ini, kami sedang mengajukan tambahan 500 dosis untuk pelaksanaan vaksinasi lanjutan,” tutup Deni.
Dengan langkah proaktif ini, diharapkan Kabupaten Pangandaran dapat menjaga stabilitas peternakan dan mengantisipasi meluasnya PMK.
Editor : Irfan Ramdiansyah