Jeje juga menjelaskan telah berkomunikasi dengan Kepala Desa dan BBWS Citanduy untuk mencari solusi.
Salah satu langkah yang direncanakan adalah pembangunan tanggul. Namun, sebelumnya ada kendala karena masyarakat tidak setuju lahannya digunakan.
“Makanya, Kepala Desa Maruyungsari harus segera silaturahmi dengan masyarakat pada Minggu (15/12), agar hari Selasa (16/12) pekerjaan tanggul oleh BBWS Citanduy bisa dimulai,” jelasnya.
Jeje menambahkan, curah hujan di Pangandaran masih tinggi dan diprediksi berlangsung hingga Januari 2025, sehingga langkah cepat harus diambil untuk mencegah dampak lebih besar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Pangandaran, Yadi Gunawan, melaporkan bahwa dari total 356 hektar sawah baku di Desa Maruyungsari, 295 hektar terdampak banjir. Meski demikian, kerugian masih dapat diminimalisir karena petani baru memulai pengolahan lahan.
“Dampaknya cukup luas. Beruntungnya, tanaman belum ditanam. Untuk penanganan, kami perlu kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti BBWS dan Dinas PUPR. Dinas Pertanian akan mendorong upaya ini agar petani bisa segera pulih,” tutup Yadi.
Banjir ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah yang berkomitmen untuk mencari solusi permanen demi mengurangi risiko bencana serupa di masa mendatang.
Editor : Irfan Ramdiansyah