Untuk pemasaran, Toni mengatakan, selama ini orientasinya ke setiap toko emas dan sekolah-sekolah. Dan kelemahan dalam menyablon gelas secara manual itu yaitu di marketing atau pemasarannya.
"Karena, kalau sablon gelas termasuk ke dalam kebutuhan sekunder bukan primer seperti plastik dan pakaian. Jadi, kadang sebelum di sablon, orderannya kita kumpulkan dulu, kalau sudah banyak baru kita sablon," ujar Toni.
Di Kabupaten Pangandaran sendiri, hanya Ia yang memiliki sablon gelas dan masih secara manual.
"Di Pangandaran hanya Saya sendiri Duta Sablon, bahkan saya banyak menerima order dari sesama tukang sablon dan dari percetakan kertas ataupun kaos. Kalau harga sablon, tergantung jenis gelasnya. Kalau gelas biasa, 1 gross hanya Rp 450 ribu," pungkasnya .
Editor : Irfan Ramdiansyah