Bayangkan saja, lebih dari 3,5 tahun Ajat menempuh rute melelahkan itu. Biaya transportasi membengkak, tenaga terkuras, tubuh pun makin rentan. Meski ia terbantu sebagai peserta BPJS Kesehatan, perjalanan jauh tetap menjadi “beban tak kasat mata” yang harus ia tanggung.
Namun semuanya berubah ketika ia mengambil keputusan sederhana namun penting: pindah layanan ke RSUD Pandega Pangandaran. Keputusan yang mengubah hidup.
“Saya sangat terbantu soal transportasi. Sekarang hampir tidak ada biaya perjalanan,” ujar Ajat dalam rekaman video, Selasa (18/11/2025) pagi.
Raut wajahnya tampak lega, seperti seseorang yang baru saja meletakkan beban besar dari pundaknya. Bukan hanya jarak yang membuatnya nyaman. Ajat mengaku pelayanan dan fasilitas hemodialisis RSUD Pandega memberi pengalaman berbeda. Mesin lebih modern, ruang lebih nyaman, perawat pun lebih ramah.
“Di sini fasilitasnya bagus. Kalau dibandingkan dengan yang lain, rasanya RSUD Pandega lebih maju. Pelayanannya enak, ramah,” tuturnya sambil tersenyum.
Kini, setelah bertahun-tahun dililit perjalanan panjang dan rasa lelah yang tak kunjung usai, Ajat akhirnya menemukan tempat yang membuatnya merasa lebih manusiawi sebagai pasien.
Dan bagi banyak warga Pangandaran yang bernasib serupa, kisah Ajat bisa menjadi harapan baru bahwa layanan kesehatan yang memadai bukan lagi mimpi belaka.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait
