“Sebanyak 103 Kopdes akan menjadi laboratorium sosial dan ekonomi yang operasionalisasinya dipantau langsung. Peluncuran penuh ditargetkan 28 Oktober 2025,” ungkap Adita.
Kopdes Merah Putih bukan sekadar koperasi biasa. Setiap unit akan terdiri atas beragam fasilitas, kantor pelayanan, gerai sembako, unit simpan pinjam, klinik kesehatan, apotek desa, cold storage, dan sistem distribusi logistik yang terintegrasi.
Dengan struktur ini, Kopdes Merah Putih diharapkan dapat menjadi pusat pelayanan terpadu di tingkat desa yang mampu:
- Menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau
- Memberikan akses pinjaman lunak tanpa bunga
- Menjamin layanan kesehatan dasar - Menyimpan hasil pertanian dan tangkapan laut secara aman
- Memperpendek rantai pasok dan menekan peran tengkulak
Salah satu permasalahan krusial yang ingin diselesaikan melalui Kopdes Merah Putih adalah jeratan pinjaman online ilegal (pinjol) dan dominasi tengkulak di sektor pertanian dan perikanan.
Dengan sistem yang terintegrasi dan dikelola secara gotong royong, koperasi ini akan menjadi wadah bagi petani dan nelayan untuk langsung memasarkan produknya. Rantai pasok yang lebih pendek tidak hanya menguntungkan petani, tetapi juga konsumen yang akan memperoleh harga lebih bersaing.
“Kopdes Merah Putih mengedepankan kemakmuran petani. Kita potong rantai tengkulak, sekaligus kuatkan posisi desa sebagai pelaku utama ekonomi nasional,” terang Adita.
Program Kopdes Merah Putih dikembangkan melalui tiga pendekatan utama:
1. Membangun koperasi baru
2. Mengembangkan koperasi eksisting
3. Merevitalisasi koperasi yang stagnan
Langkah ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setiap daerah, sehingga fleksibel namun tetap terarah. Kopdes Merah Putih bukan sekadar proyek jangka pendek. Ia adalah bagian dari peta jalan menuju Indonesia Emas 2045, di mana kemiskinan bukan lagi penghalang dalam pengembangan SDM unggul dan berdaya saing tinggi.
“Ini bukan hanya program ekonomi. Ini adalah misi besar negara untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Adita.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait