Lebih lanjut, Irfan menjelaskan bahwa model pendaftaran offline tersebut juga sesuai dengan arahan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang tetap memperbolehkan sistem manual, khususnya untuk menjangkau kelompok masyarakat yang belum sepenuhnya akrab dengan layanan digital.
SMK Al Kautsar Kalipucang sendiri membuka dua program keahlian, yaitu Teknik Otomotif Sepeda Motor dan Pengembangan Perangkat Lunak (Komputer).
Namun, Irfan menyebut bahwa jurusan teknik sepeda motor masih menjadi program unggulan dan daya tarik utama di sekolah tersebut.
“Dari dua jurusan yang kami tawarkan, fokus utama kami tetap pada teknik sepeda motor karena itu yang paling banyak diminati oleh siswa,” tuturnya.
Meski berstatus sebagai sekolah swasta, SMK Al Kautsar Kalipucang memutuskan tidak memungut biaya pendaftaran dari calon siswa baru. Pendaftar hanya perlu mengisi formulir dan menyerahkan sejumlah berkas persyaratan.
“Tidak ada biaya apa pun. Pendaftaran di SMK kami sepenuhnya gratis. Alhamdulillah, dalam dua hari ini sudah ada sekitar 37 siswa SMP yang mendaftar langsung secara offline,” ungkap Irfan.
Untuk menyosialisasikan proses penerimaan siswa baru, pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya sejak jauh-jauh hari. Mulai dari roadshow ke sekolah-sekolah hingga pemasangan banner di berbagai titik strategis di wilayah Kalipucang dan sekitarnya.
“Kami sudah melakukan sosialisasi sejak awal, baik dengan menyebarkan informasi langsung ke SMP, memasang spanduk, hingga menjangkau masyarakat melalui media sosial sekolah,” pungkasnya.
Dengan semangat pelayanan dan keterbukaan informasi, SMK Al Kautsar Kalipucang berharap bisa menarik minat lebih banyak calon siswa dari wilayah Pangandaran dan sekitarnya yang ingin menempuh pendidikan vokasi berbasis keahlian.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait