Lobster Pangandaran Siap Gulingkan Dominasi Vietnam di Pasar Dunia
PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Komoditas lobster kembali menunjukkan sinyal penguatan dari pesisir selatan Jawa Barat. Fasilitas budidaya modern di Kabupaten Pangandaran mulai mencatat panen konsisten, sebuah indikator penting yang berpotensi mengubah peta persaingan lobster di pasar global.
Salah satu motor penggeraknya adalah PT Cahaya Lobster Indonesia yang berlokasi di Dusun Cibenda, Desa Cibenda, Kecamatan Parigi, perusahaan yang lama bermain di sektor perlobsteran.
Dengan meningkatkan teknologi dan sistem produksi, perusahaan ini berhasil menjaga suplai tetap stabil. Produksi terukur ini membuat rantai pasok lebih rapi dan harga komoditas lobster menjadi lebih terkendali.
Panen berkelanjutan juga memberi efek domino pada tingkat konsumsi. Masyarakat kini dapat mengakses lobster dengan harga lebih ramah di pasar domestik, sementara pelaku usaha mendapatkan pasokan yang tidak fluktuatif.
Keunggulan berikutnya terletak pada izin budidaya lengkap yang dimiliki perusahaan, membuka peluang ekspor langsung tanpa perantara.
Dengan pasar luar negeri yang terus membutuhkan suplai stabil, terutama Asia Timur, kehadiran fasilitas ini menjadi angin segar bagi pelaku industri dan nelayan penangkap benih lobster.
Di lapangan, penerapan standar budidaya yang ketat menjadi kunci. Viktorinus, karyawan teknis, menegaskan bahwa kualitas air adalah penentu utama keberhasilan budidaya.
“Kadar garam, pH, dan oksigen harus stabil. Lobster hanya berkembang optimal dalam kondisi air tertentu. Yang sakit langsung kami karantina,” jelasnya.
Dengan melimpahnya benih lobster dari perairan Pangandaran, para pembudidaya melihat momentum penting untuk meningkatkan produksi nasional.
Aep Saefullah, pembudidaya lokal, menyebut bahwa Indonesia seharusnya tidak lagi hanya menjadi pemasok benih bagi negara lain.
“Ketersediaan benih sangat melimpah. Jangan terus mengalir ke Vietnam. Dengan budidaya modern, kita bisa rebut kembali pasar dunia,” tegasnya.
Di sisi lain, nelayan lokal merasakan dampak ekonomi yang lebih pasti. Dayat, nelayan lobster, menyebut fasilitas budidaya ini sebagai titik balik.
“Unit budidaya seperti ini sangat membantu ekonomi kami. Semoga bertambah banyak,” ujarnya.
Secara komoditas, Pangandaran mulai berdiri sebagai pusat suplai baru dengan potensi besar untuk mendongkrak posisi Indonesia di pasar global.
Produksi yang meningkat, kestabilan pasokan, serta peluang ekspor yang terbuka membuat industri lobster nasional kembali diperhitungkan.
Jika tren ini terus berlanjut, Pangandaran dapat menjadi salah satu sentra komoditas laut yang menentukan arah pergerakan harga dan suplai lobster di tingkat internasional bahkan mampu menekan dominasi Vietnam dalam beberapa tahun ke depan.
Editor : Irfan Ramdiansyah