Gelombang Tinggi Rendam 500 Hektare Sawah di Pangandaran, Petani Berjuang di Tengah Malam

Bahkan, meskipun harus bekerja dalam kondisi gelap malam, mereka tetap berusaha keras agar padi yang hampir panen tidak rusak.
"Kami tidak punya pilihan lain. Kalau tidak segera digali, air asin ini bisa merusak padi yang sudah hampir panen,"ujar Asep Irfan Alawi, salah satu petani yang ikut bekerja hingga larut malam pada Jumat (7/3/2025).
Menurut Asep, air asin yang masuk melalui sungai semakin memperparah kondisi sawah. Jika dibiarkan, tanah bisa kehilangan kesuburannya, membuat padi sulit tumbuh di musim tanam berikutnya.
"Air laut masuk ke pesawahan melalui sungai yang meluap. Kalau dibiarkan, tanah jadi rusak dan padi tidak bisa tumbuh dengan baik,"jelasnya.
Meski telah berusaha keras dengan peralatan seadanya, para petani berharap adanya perhatian dari pemerintah.
Mereka membutuhkan bantuan, baik dalam bentuk bibit baru maupun solusi teknis untuk mencegah masuknya air laut di masa mendatang.
"Menggali pasir laut ini kami lakukan manual dengan cangkul. Tapi kami butuh bantuan lebih agar lahan tetap bisa digunakan ke depannya," tambah Asep.
Di tengah kondisi sulit ini, semangat dan kerja keras petani di Kecamatan Cimerak menjadi bukti bahwa mereka tak menyerah begitu saja. Mereka terus berjuang, berharap bencana ini segera berlalu dan sawah mereka bisa kembali pulih.
"Kami hanya bisa berharap kondisi segera membaik agar tidak mengalami kerugian yang lebih besar,"pungkasnya
Editor : Irfan Ramdiansyah