get app
inews
Aa Text
Read Next : Jeje Wiradinata: Prioritaskan Kesejahteraan Petani dalam Safari Politik di Pangandaran

Gelombang Tinggi Rendam 500 Hektare Sawah di Pangandaran, Petani Berjuang di Tengah Malam

Sabtu, 08 Maret 2025 | 20:37 WIB
header img
Meskipun harus bekerja dalam kondisi gelap malam, mereka tetap berusaha keras agar padi yang hampir panen tidak rusak. ( Foto: iNewsPangandaran.id)

PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id – Ratusan hektare sawah di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat terendam air laut akibat gelombang tinggi yang melanda wilayah pesisir dalam beberapa hari terakhir.

Bencana ini mengancam gagal panen bagi para petani yang seharusnya segera memanen hasil kerja keras mereka.

Fenomena pasang air laut yang lebih tinggi dari biasanya menyebabkan air asin merembes ke sawah di tiga desa, yaitu Desa Legokjawa, Batumalang, dan Masawah di Kecamatan Cimerak.

Akibatnya, lebih dari 500 hektare lahan pertanian kini terendam, membuat para petani khawatir akan kehilangan panen yang tinggal menghitung hari.

Demi menyelamatkan sawah mereka, para petani tak tinggal diam. Sejumlah warga bekerja keras membangun tanggul darurat dan menggali pasir untuk mengalirkan kembali air laut yang masuk ke lahan pertanian.

Bahkan, meskipun harus bekerja dalam kondisi gelap malam, mereka tetap berusaha keras agar padi yang hampir panen tidak rusak.

"Kami tidak punya pilihan lain. Kalau tidak segera digali, air asin ini bisa merusak padi yang sudah hampir panen,"ujar Asep Irfan Alawi, salah satu petani yang ikut bekerja hingga larut malam pada Jumat (7/3/2025).

Menurut Asep, air asin yang masuk melalui sungai semakin memperparah kondisi sawah. Jika dibiarkan, tanah bisa kehilangan kesuburannya, membuat padi sulit tumbuh di musim tanam berikutnya.

"Air laut masuk ke pesawahan melalui sungai yang meluap. Kalau dibiarkan, tanah jadi rusak dan padi tidak bisa tumbuh dengan baik,"jelasnya.

Meski telah berusaha keras dengan peralatan seadanya, para petani berharap adanya perhatian dari pemerintah.

Mereka membutuhkan bantuan, baik dalam bentuk bibit baru maupun solusi teknis untuk mencegah masuknya air laut di masa mendatang.

"Menggali pasir laut ini kami lakukan manual dengan cangkul. Tapi kami butuh bantuan lebih agar lahan tetap bisa digunakan ke depannya," tambah Asep.

Di tengah kondisi sulit ini, semangat dan kerja keras petani di Kecamatan Cimerak menjadi bukti bahwa mereka tak menyerah begitu saja. Mereka terus berjuang, berharap bencana ini segera berlalu dan sawah mereka bisa kembali pulih.

"Kami hanya bisa berharap kondisi segera membaik agar tidak mengalami kerugian yang lebih besar,"pungkasnya

Editor : Irfan Ramdiansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut