“Saat ini sudah masuk hari keempat panen, dan rata-rata setiap kali panen mencapai satu kuintal,” ujar Ade pada Senin 28 Oktober 2024.
Ade juga mengungkapkan alasan memilih menanam tomat adalah karena waktu tanam hingga panen yang relatif singkat, hanya 65 hari. Dalam satu musim panen yang berlangsung selama 20 kali petikan, para petani bisa menghasilkan hingga 3-5 ton tomat.
Dalam segi pemasaran, mereka tidak mengalami kesulitan karena tomat segar yang dihasilkan banyak diminati di pasar lokal. Harga jualnya pun terjangkau, hanya Rp5.000 per kilogram, membuatnya cepat habis di pasaran.
Di sisi lain, Nanang Nurdiansyah, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Pangandaran, menuturkan bahwa serangan hama pada tanaman tomat relatif rendah saat ini karena kondisi iklim yang tidak mendukung perkembangan hama.
Meskipun ada serangan ringan dari hama seperti ulat grayak dan ulat buah, semuanya dapat dikendalikan dengan baik melalui pemantauan intensif dan pengendalian sejak dini.
Dengan demikian, pemanfaatan lahan tidur oleh petani milenial di Desa Ciganjeng ini tidak hanya memberikan hasil ekonomi yang baik tetapi juga menunjukkan bahwa inovasi dan kerja sama dalam pertanian bisa menciptakan solusi yang produktif di tengah tantangan alam.
Editor : Irfan Ramdiansyah