Menurutnya, hasil sampel yang dibawa ke laboratorium kesehatan baik secara bakteri maupun kimia hasilnya negatif semua.
"Jadi kalau hasilnya seperti ini, kami memandang bahwa penyebabnya bukan berasal dari makanan yang diberikan oleh pihak sekolah," jelas Teti.
Kami pihak sekolah, kata dari sebelumnya pun komitmen untuk senantiasa menerapkan hidup bersih dan sehat, denan kejadian ini semoga menjadi pelajaran untuk sekolah agar lebih baik lagi demi kebaikan siswa siswi.
"Alhamdulillah, aktivitas semua siswa berjalan normal. Kegiatan KBM di sekolah berjalan dengan kondusif," ujarnya.
Ditempat berbeda, Kepala Puskesmas Mangunjaya, Suharyanto, mengatakan, pemeriksaan mikrobiologi di laboratorium kesehatan itu keluar pada tanggal 25 Juli 2024 lalu dengan hasilnya Negatif.
"Nasi boks yang menjadi sampel pengecekan laboratorium, hasilnya negatif semua, " ujar Suharyanto.
Adapun bakteri yang tercantum dalam hasil laboratorium, itu tidak membahayakan ke pencernaan. Untuk itu, Ia menduga puluhan siswa-siswi mengalami sakit yang awalnya diduga keracunan makanan akibat dari kondisi masing-masing siswanya yang mempunyai riwayat penyakit lambung.
"Karena, saat dulu dicek diambil sampel darah siswa-siswi itu hasil leuposit (darah) meningkat. Otomatis kan, ada bakteri di pencernaan atau di lambung sebelum makan makanan yang disajikan oleh pihak sekolah," ujarnya.
Mudah mudahan saja kedepan tidak ada kejadian hal yang serupa, dan selalu menerapkan hidup sehat, pungkasnya.
Editor : Irfan Ramdiansyah