"Menurut data yang dimiliki oleh perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, UMKM di Pangandaran tumbuh masif semakin banyak dan kategorinya maju bahkan sudah berkelas Ekspor,"ungkap Agun.
Masih dikatakan Agun, UMKM dan pemborong besar di Pangandaran ini harus terus berkordinasi dengan pemerintah daerah dalam upaya atasi krisis global, kalau perlu dijadikan contoh untuk penguatan ekonomi paska pandemi di sektor wisata.
"Banyak UMKM nya ada makanan, jajanan, lokasi wisata dan keindahan alam Pangandaran merupakan potensi yang bisa melampaui daerah-daerah lain di Jawa Barat,"jelasnya.
Menurutnya, pelaku ekonomi UMKM itu harus akrab dengan keuangan digital, sangat penting karena orang merasa aman dan praktis tidak membawa uang tunai cukup menyimpan uangnya di bank dan bayar cukup menggunakan alat bayar QRIS.
"Dan pelaku UMKM bisa efisien tidak kesulitan menyiapkan kembalian cukup dengan memperlihatkan barkode QRIS, maka pembeli bisa bayar langsung karena jarang bawa uang tunai,"jelas Agun.
Agun Gunandjar juga menuturkan, di pemerintah juga saat ini sudah dibentuk tim Percepatan Akses Keuangan Daerah, bayar pajak tidak perlu ke kantor-kantor cukup di aplikasi keuangan digital.
"UMKM jangan sampai ketinggalan karena semua sudah menggunakan keuangan digital, maka dari itu kita berikan solusinya,"pungkasnya.
Editor : Irfan Ramdiansyah