Ironinya, Taman Pesona selama ini dikenal sebagai kawasan yang ramai dilalui wisatawan. Tapi di balik slogan “Pesona Pangandaran”, ada realita getir yang tak seindah baliho promosi pariwisata.
Warga menilai kondisi ini menunjukkan minimnya perhatian pemerintah daerah terhadap fasilitas umum yang berada di pusat kota. Beberapa bahkan menyebut, rusaknya jalan ini menjadi “tamparan keras” bagi citra Pangandaran sebagai kabupaten wisata unggulan.
“Setiap minggu banyak mobil wisata lewat. Tapi ya, tetap aja jalannya dibiarkan kayak gini. Mau sampai kapan?” sindir seorang pengendara mobil pribadi.
Selain menimbulkan ketidaknyamanan, kondisi jalan yang berlubang di kawasan tanpa penerangan ini juga rawan kecelakaan. Terlebih saat malam hari, ketika sebagian besar ruas jalan hanya diterangi lampu kendaraan.
Tak jarang, pengendara yang tak hafal medan harus mengandalkan feeling di tengah kegelapan. Satu lubang salah antisipasi, bisa berujung fatal.
Beberapa warga bahkan sempat menutup lubang-lubang itu secara swadaya menggunakan batu dan tanah seadanya. Namun, cara itu tak bertahan lama begitu hujan turun, semua kembali seperti semula.
Menanggapi keluhan warga, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUTRPKP) Kabupaten Pangandaran, Nanang Heryanto, angkat bicara. Ia menjelaskan bahwa jalan di kawasan Taman Pesona merupakan jalan kabupaten, dan pihaknya kini sedang mempersiapkan langkah perbaikan.
“Saat ini kami sedang melakukan proses pengadaan aspal. Nanti akan dilakukan tambal sulam di beberapa titik, termasuk di kawasan Taman Pesona. Rencananya pekerjaan akan dilakukan pada bulan Desember ini,” terang Nanang kepada wartawan.
Pernyataan itu memberi sedikit harapan bagi warga sekitar, meski sebagian tetap berharap proses perbaikan bisa dilakukan lebih cepat.
Pesona Pangandaran memang tak akan pudar hanya karena satu ruas jalan, tapi jika simbol kota wisata saja dibiarkan rusak dan gelap gulita, bagaimana dengan wilayah lain yang jauh dari pusat kota?
Kini, Taman Pesona bukan lagi sekadar tempat bersantai, melainkan arena uji nyali bagi pengendara yang melintas di malam hari. Jalan berlubang, tanpa penerangan, di jantung kota potret ironi yang mencoreng keindahan Pangandaran.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait
