Kini, Sapoe Seribu bukan sekadar program, tapi jadi simbol kecil bahwa perubahan bisa dimulai dari niat baik dan uang receh. Di tengah zaman di mana kepedulian sering dijadikan konten, anak-anak sekolah ini justru memberi contoh bahwa berbagi tak butuh “viewer” dan “like”.
Mereka tidak bicara besar soal empati, tapi membuktikannya setiap pagi lewat celengan kecil di meja kelas.
Ironisnya, sementara sebagian orang dewasa masih sibuk meributkan dana bansos dan citra sosial, anak-anak di SMAN 1 Pangandaran justru menyalip mereka dalam pelajaran moral.
Ternyata, yang benar-benar paham makna gotong royong bukan mereka yang berjas dan berdasi tapi mereka yang masih mengenakan seragam putih abu-abu, dengan seribu rupiah dan hati yang jauh lebih bersih.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait
