Semua menu disiapkan dengan pengawasan ketat, dan sebelum pendistribusian dilakukan, tim kesehatan Polres bersama Dinas Kesehatan wajib memberikan tanda aman konsumsi.
Tak hanya bicara soal gizi, keberadaan dapur ini juga memberi napas segar bagi ekonomi lokal. Sedikitnya 47 warga sekitar dilibatkan sebagai tenaga dapur dan distribusi. Ada yang jadi juru masak, pengepak, hingga pengantar makanan ke sekolah-sekolah.
Kapolres Andri menegaskan, dapur SPPG ini merupakan yang pertama di bawah binaan langsung Polres Pangandaran dan diharapkan menjadi role model bagi wilayah lain.
“Kami ingin dapur ini bukan hanya tempat masak, tapi pusat edukasi tentang standar kesehatan dan kebersihan makanan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Soleh, Ketua Satgas MBG Kabupaten Pangandaran. Menurutnya, dapur SPPG Bhayangkari telah memenuhi standar operasional yang baik dan patut dijadikan contoh.
“Kami berharap kerja sama antara Polres dan pemerintah daerah ini terus berlanjut. Ini langkah nyata menuju generasi sehat, cerdas, dan siap menyongsong Indonesia Emas,” tegasnya.
Kini, di saat kasus keracunan makanan masih menghantui sejumlah daerah, keberadaan dapur SPPG binaan Polres Pangandaran menjadi bukti bahwa keamanan pangan bukan sekadar janji.
Dari dapur inilah semangat gotong royong dan kepedulian sosial terus berkobar, memastikan setiap suapan makanan yang diterima siswa penuh gizi tanpa rasa cemas.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait