PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Di balik target yang dikejar, rapat yang tak berujung, dan tumpukan deadline, diam-diam ada bahaya yang mengintai: burnout! Ya, tekanan kerja yang dianggap sepele bisa jadi bom waktu yang merusak tubuh dan menghancurkan mental! RSUD Pandega Pangandaran akhirnya angkat suara soal fenomena ini.
Lewat unggahan Instagram resminya, pihak rumah sakit pelat merah itu memperingatkan keras soal stres kerja yang kerap tak disadari namun perlahan melumpuhkan.
“Ini bukan sekadar lelah biasa. Ini bisa jadi awal kehancuran hidup,” tulis mereka lugas.
Burnout, istilah yang mungkin sering didengar tapi jarang dianggap serius, adalah kondisi kelelahan total fisik, emosi, mental yang disebabkan tekanan kerja tiada henti. Gejalanya lebih dari sekadar capek.
“Kewalahan, kehilangan motivasi, bahkan semangat hidup pun bisa runtuh,” lanjut unggahan itu.
Menurut RSUD Pandega, gejala stres kerja bisa muncul perlahan tapi mematikan:
* Badan capek padahal sudah tidur semalaman
* Benci sama pekerjaan sendiri
* Malas, enggan, dan tak produktif
* Sulit tidur, mata merem tapi pikiran lari ke mana-mana
* Marah tanpa sebab, cemas terus-menerus, bahkan merasa hidup tak berarti
* Kepala pusing, otot kaku, perut mual
* Menjauh dari orang sekitar, menarik diri dari kehidupan sosial
RSUD juga beberkan biang keladi stres kerja. Dari beban kerja kelewat batas, tak punya kendali atas tugas, lingkungan kerja yang bikin frustasi, sampai atasan yang tak pernah menghargai jerih payah. Yang paling mematikan?
“Saat hidup kerja-pribadi tak lagi seimbang. Di situlah segalanya runtuh,” ungkap mereka.
Tapi tenang, belum terlambat. RSUD Pandega kasih resep delapan langkah untuk mengendalikan stres kerja sebelum semuanya makin parah:
1. Kenali batasanmu! Berani bilang tidak itu sehat.
2. Tidur cukup. Bukan rebahan, tapi benar-benar rehat.
3. Gaya hidup sehat. Makan benar, olahraga rutin.
4. Mainlah! Hobi bukan buang-buang waktu.
5. Stop lembur terus! Jam kerja itu ada batasnya.
6. Ngobrol terbuka di kantor. Jangan pendam sendiri.
7. Dekatkan diri dengan keluarga dan sahabat. Dukungan sosial itu obat.
8. Cari profesional! Jangan tunggu sampai pikiran benar-benar gelap.
RSUD Pandega menutup unggahannya dengan peringatan keras: “Kesehatan mental itu nyata. Jangan abaikan sinyal dari tubuh dan pikiran. Kalau sudah tak sanggup, cari bantuan!”
Jadi, buat kalian yang sudah merasa sesak napas walau tidak lari, malas kerja padahal gaji besar, atau menangis diam-diam tanpa tahu sebab mungkin sudah waktunya berhenti sejenak. Bukan menyerah, tapi menyelamatkan diri.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait