PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, semangat gotong royong dan nilai keikhlasan kembali mewarnai aktivitas masyarakat di berbagai penjuru Nusantara. Tak terkecuali di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, di mana salah satu paguyuban kurban setempat terlihat mulai sibuk dengan berbagai persiapan teknis dan non-teknis pelaksanaan kurban.
Adalah Paguyuban Kurban Al-Ishlah yang berlokasi di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang. Komunitas ini telah jauh-jauh hari memulai berbagai langkah persiapan untuk memastikan seluruh proses penyembelihan hewan kurban tahun ini berjalan tertib, efisien, dan sesuai dengan tuntunan syariat Islam.
Menurut pantauan di lapangan, panitia telah merampungkan sejumlah kesiapan utama. Di antaranya adalah penataan area penyembelihan yang memadai, pembuatan krangkeng khusus untuk sapi, penyediaan plastik kemasan daging, talenan besar untuk proses pemotongan, hingga timbangan digital guna menjamin pembagian daging secara proporsional.
Tak hanya itu, mesin pemotong tulang juga telah disiapkan, mengingat jumlah sapi yang akan disembelih mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini, sebanyak 11 ekor sapi akan dikurbankan melalui paguyuban ini.
"Kami sudah mulai persiapan sejak beberapa minggu lalu. Tahun ini ada peningkatan jumlah hewan kurban yang kami kelola. Totalnya 11 ekor sapi,” ujar Diding, Ketua Paguyuban Kurban Al-Ishlah, saat ditemui pada Jumat pagi (30/5).
Diding menjelaskan bahwa pihaknya mengutamakan prinsip kerja sistematis untuk menjamin proses berjalan lancar. Masing-masing sapi akan ditempatkan dalam krangkeng terpisah serta ditimbang secara individual sebelum dan sesudah pemotongan.
“Setiap sapi kami siapkan krangkeng tersendiri agar lebih tenang dan tidak stres. Kami juga gunakan timbangan digital supaya distribusi daging kepada warga bisa lebih adil,” tambahnya.
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan pada hari-H, paguyuban telah membentuk tim kerja yang terdiri dari 113 orang dengan tugas yang dibagi secara spesifik. Ada yang bertugas menangkap dan menenangkan hewan, ada yang menyembelih, sementara sebagian lainnya bertanggung jawab atas pemotongan, pengemasan, dan pendistribusian daging ke masyarakat.
“Pembagian tugas ini penting agar kegiatan tidak saling tumpang tindih. Kami akan adakan rapat pemantapan akhir menjelang hari pelaksanaan untuk menyelaraskan setiap detil,” tutur Diding.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa seluruh proses penyembelihan akan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan kebersihan. Selain memastikan hewan yang dikurbankan dalam kondisi sehat, paguyuban juga berkomitmen menjalankan seluruh tahapan sesuai dengan tuntunan agama serta peraturan pemerintah yang berlaku.
“Kami menjunjung tinggi prinsip syariat Islam. Jadi tidak hanya soal teknik penyembelihan, tapi juga kebersihan area, alat yang digunakan, hingga keamanan makanan yang dihasilkan dari daging kurban,” jelasnya.
Kegiatan kurban di Desa Ciganjeng bukan sekadar ritual tahunan. Lebih dari itu, ini menjadi momen untuk memperkuat solidaritas antarwarga. Daging kurban nantinya akan dibagikan tidak hanya kepada warga sekitar, tetapi juga kepada mereka yang membutuhkan di wilayah terpencil yang telah terdata sebelumnya.
Dari sisi logistik, paguyuban juga telah menjalin kerja sama dengan relawan lokal untuk proses distribusi, sehingga daging bisa sampai ke tangan penerima dalam waktu cepat dan dalam kondisi layak konsumsi.
Dengan persiapan yang matang dan semangat kebersamaan yang tinggi, pelaksanaan kurban di Paguyuban Al-Ishlah tahun ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi komunitas lain dalam menyelenggarakan kegiatan serupa secara terorganisir dan penuh makna.
Hari Raya Idul Adha memang selalu menjadi momentum untuk berbagi dan merefleksikan nilai keikhlasan. Dan di Pangandaran, semangat itu hidup dalam kerja nyata warga yang bahu membahu demi sebuah ibadah yang penuh keberkahan.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait
