Ratusan Warga Maupun Wisatawan di Pangandaran Berhamburan Saat Sirine Peringatan Gempa Berbunyi

Eris Riswana
Ratusan Warga Maupun Wisatawan di Pangandaran Berhamburan Saat Sirine Peringatan Gempa Berbunyi. ( Foto: iNewsPangandaran.id/Eris Riswana)

PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Ratusan orang di Pangandaran Jawa barat berhamburan untuk mencari lokasi aman untuk berlindung, mereka berlarian menyelamatkan diri saat sirine peringatan gempa berbunyi, Kamis 05 September 2024.

Terpantau, ratusan warga tersebut yang terdiri dari pedagang, wisatawan juga warga setempat, dari arah pantai berlarian menuju lokasi titik kumpul.

Setelah mendapatkan arahan dari petugas warga pun diarahkan ke jalur evakuasi yang sudah tertera dalam rambu-rambu sehingga kepanikan warga pun dapat diredam, hingga titik kumpul Tempat Evakuasi Sementara (TES) Blok Pasar Wisata (PW) Pangandaran, dengan jarak 500 meter dari titik kumpul pos 4 Pantai barat Pangandaran.

Bunyi sirine tersebut dibunyikan ketika Badan Nasional Penanggulangan Daerah (BNPB) Jawa Barat menggelar Apel kesiapsiagaan darurat kekeringan dan simulasi evakuasi potensi megathrust.

Diketahui kegiatan ini dilaksanakan serentak di 4 lokasi, yakni Pangandaran, Cilacap, Pandeglang, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumbar.

Kesiapsiagaan tersebut digelar setelah ada prediksi oleh para ilmuan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan adanya potensi gempa bumi serta tsunami dalam skala megathrust.

Selain BNPB, apel kesiapsiagaan ini melibatkan, BPBD Provinsi, Daerah, usur TNI-Polri, Basarnas, SAR MTA, Sigab Persis, SAR Barakuda, Tagana, RAPI, AMS Rescue dan potensi SAR lainnya.

Melalui Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Jawa Barat, Lilik Kurniawan mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengantisipasi potensi megathrust, dari mulai apel kesiapsiagaan juga simulasi evakuasi mandiri.

"Kegiatan ini dilaksanakan tidak hanya untuk masyarakat saja namun berlaku juga bagi wisatawan yang hadir di Pangandaran. Alhamdulillah, terlihat sangat antusias, partisipasi warga, yang mengikuti simulasi ini di ikuti 200 orang lebih," ucapnya saat konferensi pers, Kamis 05 September 2024.

Lilik pun berharap ini menjadi kebiasaan dalam per tanggal 26 setiap bulannya, karena perlunya pengecekan sirine, memastikan jalur evakuasi juga tempat evakuasi.

"Lebih penting lagi, untuk informasi informasi harus terus disampaikan kepada masyarakat juga wisatawan yang akan datang ke Pangandaran agar mereka tidak khawatir saat liburan," ujarnya.

Seperti halnya, kata Lilik, saat ini sedang di persiapkan oleh BPBD Provinsi maupun Daerah terkait kesiap siagaan bagi hotel - hotel.

"Jadi bisa tersampaikan kepada pengunjung yang menginap di hotel bila ada sesuatu, atau informasi hingga para pengunjung bisa mengetahuinya," ujar Lilik.

Kedepan kita pastikan, tidak hanya pemerintahnya saja, melainkan masyarakatnya pun bisa merespon informasi dengan baik karena ini bagian dari peringatan dini.

"Perlu diketahui kalau bicara peringatan dini itu tidak hanya bunyi atau tidak nya sirine, namun Masyarakat harus paham dengan lokasi di mana tinggal, harus tahu informasi yang di keluarkan oleh BMKG dengan adanya potensi potensi gempa atau tsunami," ujarnya.

Demikian juga, perlu di perhatikan dengan rambut - rambu, jalur - jalur evakuasi sangat penting untuk di siapkan oleh Pemerintah Daerah, ini suatu bentuk layanan terhadap wisatawan yang datang ke pangandaran.

"Jadi bagi wisatawan yang akan berlibur ke Pangandaran jangan sampai di hantui rasa cemas," kata Lilik.

Melalui simulasi darurat bencana ini diharapkan menjadi pemantik semangat bersama-sama untuk selalu memiliki sikap kesiapsiagaan karena bencana itu tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi, sehingga warga akan terbiasa kalau diberikan edukasi terkait kesiapsiagaan.

"Isu megathrust bukan kali pertama terjadi, melainkan sudah lama muncul dan terjadi, diketahui pada 2004 silam, tsunami Aceh merupakan salah satu akibat gempa megathrust," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia pun mengingatkan kepada warga untuk selalu memiliki budaya kesiapsiagaan guna meminimalisir korban jiwa akibat bencana.

"Seperti halnya Di Pangandaran kan pernah juga terjadi pada 2006 lalu tsunami yang mengakibatkan banyak korban jiwa, makanya dengan keterbiasaan menghadapi bencana kita bisa meminimalisir terjadinya korban jiwa serta menjadi kunci kesiapsiagaan bagi bersama," ungkapnya.

Dari segi lainnya, BNPB pun menyerahkan bantuan berupa anggaran untuk operasional kesiapsiagaan dan peralatan logistik kepada BPBD Kabupaten Pangandaran.

"Untuk segi anggaran, peralatan logistik kita berikan, ini untuk mendukung penanggulangan bencana di Pangandaran," pungkasnya.

Editor : Irfan Ramdiansyah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network