"Sehingga air susu yang sudah berada di dalam lambung dapat mengalir kembali ke mulut jika volume susu terlalu besar atau jika bayi langsung berbaring setelah minum," Jelasnya.
Lanjut ia, Gumoh bisa terjadi juga saat bayi bersendawa atau terlalu banyak menelan udara. Dan untuk penanganan yang dapat diberikan saat bayi gumoh diantaranya posisikan tidur bayi terlentang dengan sudut 45-60 derajat dengan alas tempat tidur dianjurkan bagi bayi gumoh berlebih dan di sendawakan sesudah minum.
"Jangan khawatir bahwa gumoh akan berkurang dengan sendirinya dan menghilang saat bayi mencapai usia 18-24 bulan," ucapnya.
Lanjut Dyah, di saat ukuran lambung anak lebih besar dan katup lambung lebih kuat.
"Gumoh dengan muntah tentu berbeda. Gumoh hanya mengeluarkan sedikit ASI sesaat setelah menyusu, sedangkan muntah mengeluarkan susu atau sisa makanan dengan jumlah yang banyak secara menyembur yang disertai pula dengan kontraksi otot perut bayi," Jelasnya.
Area muntah lebih luas dan bisa terjadi kapan saja karena berbagai macam penyebab.
"Sebagian besar muntah pada bayi adalah hal yang abnormal karena bisa saja muntah ini menjadi tanda gejala penyakit refluks (gastreosphageal reflux disease), sumbatan usus, infeksi telinga, infeksi usus, infeksi paru, radang otak dan lainnya," Ungkapnya.
Dan kami menyarankan, tambah Dyah, agar Segera periksa ke dokter jika yang terjadi bukanlah gumoh melainkan muntah yang berlebih dan berkelanjutan.
"Pemeriksaan lebih lanjut bagi bayi yang muntah berlebih dapat dilakukan oleh Dokter Spesialis Anak, dan untuk di RSUD Pandega Pangandaran Klinik Anak RSUD Pandega Pangandaran itu buka setiap hari Senin sampai dengan Sabtu," Pungkasnya.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait