Pasangan disabilitas Sali dan Desi ini sebelumnya tinggal dalam rumah yang tidak layak huni beralaskan tembok plesteran, berdinding bilik bambu dan atap yang sering bocor di saat hujan.
Sali yang hanya seorang pekerja serabutan dengan dirinya menderita keterbelakangan mental dan istrinya Desi (tunawicara).
Rumah terdahulunya kayu-kayu nya sudah lapuk, membuat rumah tersebut hampir roboh jika tertiup angin dan hujan.
"Tidak punya uang untuk memperbaikinya, jadi yang penting bisa berteduh meskipun kondisinya sudah tidak layak," Ucapnya saat di temui di rumahnya oleh sejumlah wartawan, Selasa 17 Oktober 2023.
Setiap malam ia hampir tidak bisa tidur, kata Sali, karena takut atapnya roboh, kalau hujan juga sering bocor. Ia menyampaikan, dari pengalamannya dengan rasa cemas, takut saat tidur pun tidak membuat lelap selama 10 tahun kebelakang.
"Jangankan buat memperbaiki rumah, buat makan aja sulit, kemudian untuk penghasilan saya hanya dapat di andalkan dari jualan sapu lidi, itu pun tidak besar pendapatannya,"kata Sali.
Namun akhirnya kini kedua pasangan tersebut sudah bisa tenang, tidak cemas dan bisa tidur dengan lelap.
Setelah pihak Desa tahu ada warganya yang membutuhkan bantuan langsung melaporkan sehingga kini mendapatkan bantuan Rutilahu dari provinsi.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait