32 Tahun Dijanjikan, Tak Kunjung Diperbaiki! Pedagang Pasar Pananjung Nekat Perbaiki Jalan Sendiri!
PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Sudah 32 tahun janji perbaikan jalan di Pasar Pananjung hanya jadi angin lalu. Bosan menunggu perhatian pemerintah yang tak kunjung datang, para pedagang akhirnya nekat turun tangan sendiri. Mereka gotong royong memperbaiki jalan yang rusak parah, bahkan mengeraskan dan merabat beton titik-titik becek yang kerap terendam banjir.
Tak cuma para pria, ibu-ibu pedagang pun ikut berjibaku di tengah lumpur dan debu. Sambil mengikat kain di kepala dan menggenggam sekop, mereka bahu-membahu memperbaiki jalan yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Pananjung (HPPP) Pangandaran, H. Ujang Suryaman, menegaskan bahwa perbaikan ini murni hasil keringat warga pasar.
“Dana yang kami pakai ini dari sisa urunan sosial pedagang. Biasanya untuk santunan yatim piatu dan kegiatan sosial lain. Tapi karena jalan makin parah, sisanya sekitar Rp40 juta, kami alokasikan untuk perbaikan,” ujarnya, Sabtu (1/11/2025).
Ujang tak menutupi kekecewaannya. Selama puluhan tahun, para pedagang setia membayar retribusi ke UPTD Pasar, tapi tak sekalipun merasakan manfaatnya.
“Uang yang ditarik pemerintah itu entah kemana. Kami bayar, tapi jalan tetap becek, tetap banjir. Jadi ya, kami perbaiki sendiri!” katanya dengan nada kesal.
Sementara Ojat, Wakil Ketua HPPP, menyebut perbaikan dilakukan sebatas kemampuan dana yang ada.
“Kalau jalan yang beceknya parah, kami rabat beton. Yang agak ringan, cukup kami urug batu split. Pokoknya semampunya. Tidak ada dana dari pemerintah, ya kami swadaya saja,” ungkapnya.
Padahal, sebelumnya sempat beredar kabar akan ada bantuan perbaikan senilai Rp300 juta dari pemerintah daerah. Namun belakangan, anggaran itu mendadak dicoret tanpa alasan jelas.
“Dari dulu kami sudah tahu, cuma janji-janji manis. Jadi kami nggak mau nunggu lagi. Percuma,” ucap Ojat dengan nada getir.
Selama tiga dekade, janji demi janji terus dihembuskan. Namun yang datang bukan alat berat, melainkan banjir, lumpur, dan aroma frustrasi. Jalan pasar tetap jadi kubangan, sementara pedagang harus rela berjualan di antara genangan air.
Di sisi lain, Bupati Pangandaran Hj. Citra Pitriyami mengakui keterbatasan kemampuan APBD untuk melakukan revitalisasi total.
“Revitalisasi Pasar Pananjung butuh dana sekitar Rp80 miliar. Dana APBD tidak akan cukup. Untuk sementara kami fokus pada perbaikan drainase dan akses jalan,” ujar Citra.
Sayangnya, “sementara” itu sudah berlangsung lebih dari tiga dekade. Para pedagang kini tak lagi percaya pada janji-janji proyek yang entah kapan datangnya.
Mereka memilih jalan sendiri, secara harfiah dan simbolik membangun dari kantong sendiri demi kelangsungan hidup mereka.
Kini, di tengah hiruk-pikuk pasar yang berdebu dan jalan yang baru separuh keras, semangat gotong royong itu jadi tamparan keras bagi pemerintah. Sementara pedagang sibuk memperbaiki jalan dengan uang hasil urunan, yang punya kuasa?
Editor : Irfan Ramdiansyah