get app
inews
Aa Text
Read Next : PGRI Jatinagara Bekali Guru Kode Etik dan Kompetensi Jurnalistik, Biar Tahu Wartawan Asli dan Asal!

Goresan Sumpah Pemuda! Heru Lukis Kehidupan Zaman Dulu, Bikin Anak Muda Tersadar Akan Akar Budayanya

Rabu, 29 Oktober 2025 | 11:27 WIB
header img
Goresan Sumpah Pemuda! Heru Lukis Kehidupan Zaman Dulu, Bikin Anak Muda Tersadar Akan Akar Budayanya. ( Foto: iNewsPangandaran.id)

PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Di tengah gegap gempita peringatan Hari Sumpah Pemuda, muncul sosok pelukis muda yang bikin heboh di jagat seni Pangandaran. Dialah Heru Prahendra, seniman asal Desa Cibenda, Kecamatan Parigi, yang berani tampil beda lewat goresan kuas bertema kearifan lokal Sunda.

Bukan sekadar lukisan biasa, karya Heru seperti mesin waktu visual yang mengajak siapa pun bernostalgia ke masa lalu, masa ketika suara lesung bertalu di halaman rumah, ibu-ibu menenun kain sambil menimang bayi, dan asap kayu bakar menari dari dapur bambu.

Semua terekam manis di atas kanvas, seolah menghidupkan kembali aroma dan kehangatan zaman baheula. Deretan lukisan Heru terpajang rapi di gerai seni miliknya. Setiap sapuan warna punya cerita dari perempuan menumbuk padi di lisung, bapak-bapak gotong royong membangun saung, hingga anak-anak bermain di pematang sawah.

Tak heran, pengunjung yang datang bukan cuma warga lokal, tapi juga turis yang terpukau oleh nilai-nilai luhur di balik setiap gambar.

“Goresan kuas ini bukan sekadar estetika,” ujar salah satu pengunjung.

“Tapi seperti jendela masa lalu yang mengingatkan kita pada akar budaya sendiri.”

Di momen Sumpah Pemuda, sejumlah muda-mudi berbondong-bondong mengunjungi galeri Heru. Mereka bukan cuma datang untuk berfoto, tapi juga belajar memahami filosofi di balik karya tersebut.

“Kami sengaja datang ke gerai ini bersama para pemuda untuk mengenalkan kebiasaan orang tua zaman dulu lewat lukisan. Banyak hal yang kami baru tahu seperti alat-alat tradisional yang hampir punah. Ini penting, karena generasi muda sekarang banyak yang lupa akan akar budayanya. Mudah-mudahan ke depan kami bisa ikut melestarikan tradisi leluhur,” ujarnya Muhamad Juridwan, Ketua Pemuda setempat penuh semangat.

Bagi Heru, setiap karya punya makna spiritual tersendiri. Ia ingin mengembalikan ingatan masyarakat pada kehidupan sederhana yang sarat nilai gotong royong dan hormat pada alam.

“Semua ini terinspirasi dari para pendahulu agar kita tidak lupa sejarah. Ini bentuk penghargaan kepada mereka, supaya tidak terlupakan dan tetap dilestarikan. Banyak anak muda sekarang tidak tahu dengan peralatan zaman dulu, seperti lisung atau tungku kayu bakar."

"Melalui lukisan, saya ingin mengenalkan itu kembali, agar kita sadar betapa kayanya budaya yang kita miliki,” ungkap Heru, sambil menatap lembut salah satu karyanya yang menampilkan suasana dapur tradisional Sunda.

Tak disangka, karya Heru kini mulai dikenal luas. Lukisannya diminati kolektor dari berbagai daerah bahkan turis mancanegara. Namun bagi Heru, nilai utama bukan pada rupiah, melainkan pada pesan moral yang ingin ia titipkan.

Di tengah derasnya arus digital dan budaya instan, Heru justru meneguhkan sikap, bahwa mencintai tanah air tak cukup hanya dengan bersumpah setia pada merah putih, tapi juga menjaga warisan budaya agar tak hilang ditelan zaman.

“Sumpah Pemuda adalah semangat persatuan, dan saya percaya persatuan itu juga harus ada dalam menjaga budaya lokal,” tegas Heru di penghujung pameran kecilnya.

Dengan goresan kuasnya, Heru seolah mengingatkan: bangsa yang besar bukan hanya karena berdiri tegak di masa kini, tapi karena tak pernah lupa pada akar masa lalunya.

Editor : Irfan Ramdiansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut