Kapolres Andri Kurniawan: Santri Adalah The Real Penjaga Perdamaian di Bumi Pangandaran

“Santri hari ini harus melek teknologi, tapi tetap berpijak pada akhlak dan keilmuan,” katanya, menggetarkan suasana yang sempat hening.
Belum habis semangat di Parigi, gegap gempita berlanjut di Lapangan Merdeka Pangandaran. Di sinilah Kirab Santri Kader NU digelar pawai akbar yang membuat ruas jalan seakan lautan putih dan hijau.
Ketua Tanfidziyah PCNU Pangandaran memimpin langsung apel kesetiaan, sementara dari kejauhan terdengar lantunan shalawat yang terus menggema. Lebih dari 2.000 santri tumpah ruah di jalanan.
Bendera NU dan Merah Putih berkibar beriringan, melambangkan semangat kebangsaan yang tak lekang oleh waktu. Warga berjubel di pinggir jalan, mengabadikan setiap momen dengan ponsel, tak ingin ketinggalan sejarah kecil yang menggugah hati.
Untuk memastikan keamanan tanpa celah, Polres Pangandaran menurunkan kekuatan penuh. Kabagops KOMPOL Subagja, S.I.P. memimpin langsung pengamanan terbuka dan tertutup, memastikan setiap sudut steril dan terkendali.
“Kami tidak hanya menjaga kegiatan, tapi juga menjaga semangat kebersamaan umat,” ucapnya dengan nada tegas.
Di akhir kegiatan, Kapolres Pangandaran menegaskan kembali komitmen Polri untuk terus bermitra dengan pesantren dan para ulama, membangun sinergi demi terciptanya masyarakat yang damai, rukun, dan cinta tanah air.
“Santri adalah energi bangsa. Dari pesantren lahir generasi yang kuat, cinta damai, dan siap menjaga negeri,” tuturnya menutup acara dengan senyum hangat.
Menjelang siang, matahari mulai menyengat. Namun semangat para santri tak surut sedikit pun. Di bawah terik yang membara, gema shalawat justru semakin kencang, mengiringi langkah ribuan kaki yang pulang dengan dada penuh bangga.
Hari Santri di Pangandaran tahun ini bukan sekadar seremoni, melainkan bukti hidup bahwa harmoni antara Polri, ulama, dan umat masih terjaga kokoh di bumi Pangandaran.
Editor : Irfan Ramdiansyah