Polres Pangandaran Pasang Sekat! Antisipasi Pelajar dan Massa Ikut Demo Jakarta

PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Aroma panas aksi unjuk rasa di Jakarta ikut tercium hingga Pangandaran. Tak mau kecolongan, Polres Pangandaran Polda Jabar langsung bergerak cepat. Penyekatan ketat digelar di sejumlah titik rawan, mengantisipasi pergerakan massa dan pelajar yang coba berangkat ke ibu kota.

Aksi lapangan ini dipimpin Kabagops Polres Pangandaran, Kompol Bagja. Dengan mata tajam mengawasi jalannya operasi. Kapolres Pangandaran AKBP Andri Kurniawan melalui Kabagops Polres Pangandaran Kompol Bagja mengatakan, pihak nya memastikan setiap kendaraan yang melintas tak luput dari pemeriksaan.

Baca Juga

Bripda Rifqi Nekat Kejar Curanmor Pakai Motor Dinas, Bikin Pelaku Ketar-ketir di Pangandaran

Polisi tak ingin ada rombongan pelajar yang terselip menuju Jakarta dan ikut aksi yang berpotensi ricuh.

“Ini langkah antisipasi. Kami tidak ingin ada pelajar yang terseret dalam arus massa aksi. Keselamatan mereka lebih penting,” tegas Kompol Bagja.

Polres Pangandaran menyiagakan personel ekstra, berjaga di jalur strategis yang biasa digunakan untuk menuju Jakarta. Satu per satu kendaraan, terutama bus dan mobil bak terbuka, diberhentikan. Identitas penumpang diperiksa dengan teliti. Jika ada pelajar yang kedapatan, mereka langsung dipulangkan.

Baca Juga

Lomba Mancing Polres Pangandaran, Adu Joran Bikin Gelak Tawa Pecah di Kolam Ahlen

Suasana penyekatan sempat menarik perhatian warga sekitar. Ada yang menonton, ada pula yang mengabadikan dengan kamera ponsel. Namun aparat tetap konsisten fokus menjaga keamanan, mencegah gelombang pelajar yang mencoba nekat.

Langkah cepat Polres Pangandaran ini menjadi bagian dari strategi besar Polda Jabar. Semua diarahkan untuk meredam potensi chaos di Jakarta dengan memutus pergerakan dari daerah.

Dengan pengawasan ketat, polisi berharap rencana perjalanan massa bisa digagalkan sejak dini. Antisipasi ini diambil bukan hanya untuk menjaga ketertiban umum, tapi juga melindungi pelajar dari risiko besar jika terlibat dalam kerumunan aksi yang tidak terkendali.

Editor : Irfan Ramdiansyah