PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id – Sistem pengawasan retribusi wisata di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, mendapat sorotan tajam dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Rizky Fazri Gunawan, salah satu pengurus HIPMI Pangandaran, menilai pengelolaan retribusi wisata belum optimal akibat lemahnya pengawasan, yang berpotensi menghambat peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Retribusi wisata seharusnya menjadi salah satu tulang punggung PAD, tetapi kenyataannya pengelolaan dan pengawasannya masih jauh dari harapan,” ungkap Rizky, Selasa (28/1/2025).
Menurutnya, potensi besar sektor pariwisata Pangandaran belum dimanfaatkan secara maksimal karena sistem pengawasan hanya berjalan di momen tertentu, seperti akhir pekan atau musim liburan.
Rizky menyerukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran untuk lebih transparan dalam pengelolaan PAD dari sektor pariwisata. Ia menilai pentingnya publik mengetahui secara rinci pemasukan dan alokasi dana dari retribusi wisata.
“Kalau wisata sedang ramai, masyarakat perlu tahu berapa besar kontribusinya ke PAD dan untuk apa dana tersebut digunakan,” tegas Rizky.
Ia juga mengusulkan pembentukan tim sinkronisasi data untuk memastikan informasi yang tersedia lebih terintegrasi dan akurat. Menurutnya, langkah ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan sektor wisata.
Selain transparansi, Rizky menekankan pentingnya pengawasan yang lebih efektif dan terorganisir. Ia menyarankan agar Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) atau Badan Promosi Daerah memegang kendali penuh atas pengawasan ini.
“Dengan pengawasan yang baik, sektor wisata tidak hanya menjadi sumber PAD, tetapi juga mendukung pembangunan infrastruktur, promosi wisata, dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” katanya.
Rizky menegaskan bahwa pembenahan ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga membutuhkan dukungan dari masyarakat dan pelaku industri wisata.
Dengan kolaborasi semua pihak, ia optimistis sektor pariwisata Pangandaran dapat berkembang pesat dan menjadi motor penggerak ekonomi daerah.
Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa potensi besar pariwisata Pangandaran harus diimbangi dengan pengelolaan yang profesional dan transparan agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Editor : Irfan Ramdiansyah