PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Jaringan Masyarakat Tani Indonesia (Jamtani) lakukan kerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) guna mempercepat proses munculnya inovasi - inovasi baru.
Diketahui, Jaringan Masyarakat Tani Indonesia (Jamtani) ini di deklarasikan pada tanggal 12 Desember 2018 di Pangandaran Jawa barat oleh para petani ekologis dari berbagai perwakilan pulau di indonesia yakni sumatra, jawa dan di pulau pulau indonesia timur.
Dan dalam pendiriannya sangat di pengaruhi oleh IPPHTI.
"Ini merupakan satu upaya dari Jamtani untuk mengembangkan, menginovasi beberapa riset di pertanian, peternakan, agroindustri dan holtikultura," ucap Direktur Jamtani, H Kustiwa Adinata kepada iNews.
Kustiwa mengatakan, tujuan kerjasama Jamtani dan BRIN ini tentu karena kita ingin mempercepat proses munculnya beberapa inovasi - inovasi baru dan memperkuat atau pengembangan oleh Jamtani selama ini.
Untuk tahap awal, kata Kustiwa, Jamtani dan BRIN melakukan kerjasama selama 2 tahun.
"Dari 2 tahun ini target - target atau output yang ingin dicapai adalah terkait bagaimana memperkuat di sektor budidaya khususnya di tanaman padi. Dimana, selama ini berkaitan dengan kadar garam tinggi atau daerah salin," jelasnya.
Kami sangat berharap bahwa nanti muncul beberapa varietas baru yang lebih toleran terhadap dampak perubahan iklim khususnya berkaitan dengan meningkatnya kadar garam di sawah.
"Kemudian, untuk sektor holtikultura kita akan melakukan kerjasama untuk riset. Ini mungkin bukan mengembangkan tapi melakukan in produksi atau sebuah pengenalan komoditas bawang merah dan melon," ucapnya.
Dan untuk peternakan seperti yang diketahui bahwa dampak dari El Nino tahun 2023 kemarin ada kesulitan di masyarakat peternak yaitu di pakan.
"Sehingga, mungkin upaya salah satu yang ingin kita kembangkan terkait bagaimana menghasilkan sebuah pakan yang tahan lama untuk hewan besar," ungkapnya.
Sedangkan untuk hewan kecil seperti bebek, ayam dan ikan mungkin akan melakukan inovasi bagaimana memaksimalkan sumber daya alam yang ada.
Seperti, limbah - limbah yang ada di Pangandaran termasuk limbah perikanan. Karena, Pangandaran terkenal dengan berbagai wisata dan restoran.
"Dimana, limbah - limbah tersebut bisa kita manfaatkan menjadi konsentrat. Termasuk, mungkin hama keong sebagai bahan konsentrat," harapnya.
Untuk sektor industri atau home industri, ia pun mengklaim selama ini Jamtani sudah mengembangkan berbagai upaya penanganan pasca panen.
"Tentunya, dengan melahirkan atau memunculkan upaya-upaya produk dalam bentuk kemasan seperti kripik singkong, kripik pisang, dari lidah buaya dan lainnya," ungkap Kustiwa.
Di tempat yang sama dari Pusat Riset Agroindustri BRIN, Waryat, mengatakan, berkolaborasi ini merupakan tindaklanjut perjanjian kerjasama antara BRIN dan Jamtani.
"Dalam pertemuan ini kita mendesain atau merencanakan action plan, namun untuk riset actionnya hari berikutnya di lapangan," ujar Waryat kepada iNews, di salah satu hotel di Pantai Barat Pangandaran, Kamis (16/5/2024) siang.
Menurutnya, ada 4 bidang pada action plan yakni, pertama untuk pengembangan holtikultura salahsatunya di wilayah Kabupaten Pangandaran.
"Kedua, terkait tanaman pangan terutama jenis padi, dan akan mengembangkan tanaman padi di daerah Pangandaran," ungkap Waryat.
Ketiga, tentang bidang peternakan yang nanti juga akan disampaikan ke Jamtani mengenai action plan untuk kegiatan peternakannya.
Keempat, bidang agroindustri yaitu mengenai nilai tambah terutama untuk produk - produk pertanian yang ada di Pangandaran.
"Agar bagaimana produk-produk ini mempunyai nilai tambah sehingga bisa bermanfaat terutama untuk masyarakat yang ada di Kabupaten Pangandaran," pungkasnya.
Editor : Irfan Ramdiansyah