PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Sejumlah warga mengaku menjadi korban penipuan oleh seorang oknum yang mengaku pegawai Disdukcapil Kabupaten Pangandaran Jawa barat dan pegawai dari Kementrian Pertanian (Kementan).
Oknum tersebut mengiming-imingi para korbannya dengan modus akan mendapatkan bibit buah-buahan, bantuan untuk Yayasan, untuk UMKM, Bantuan Langsung Ketenagakerjaan (BLK), dan juga bantuan untuk santri Milenial dengan nilai Milyaran rupiah. Bahkan oknum tersebut menjanjikan kepada korbannya akan mendapatkan CSR dari BJB.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu korban, Eka Nurdiana warga Desa Ciganjeng Kecamatan Padaherang, dirinya mengaku mengalami kerugian lebih dari Rp. 25.000.000,- ulah Oknum US yang mengaku sebagai pegawai Disdukcapil Kabupaten Pangandaran dan Kementrian Pertanian.
“Saya alami kerugian oleh oknum US yang berdomisili di Dusun Cibodas Rt.04 Rw.03 Desa Kersaratu, Kecamatan Sidamulih. Mungkin kalau di total lebih dari Rp. 25.000.000, dan itu ada tanda buktinya berupa kwitansi Rp. 19.000.000, berikut ongkos-ongkos untuk oknum US biaya perjalanan atau operasionalnya”, ujarnya.
Eka di iming-imingi akan mendapatkan bibit buah-buahan dan bantuan untuk yayasan yang dikelolanya, termasuk dana untuk UMKM, bantuan langsung ketenagakerjaan (BLK), dan juga bantuan untuk santri Milenial dengan nilai Milyaran rupiah.
Korban lainnya Wahidin, warga Desa Kedungwuluh Kecamatan Padaherang juga mengalami hal serupa, dirinya dijanjikan US akan mendapatkan bantuan sebesar Rp. 100.000.000 untuk pembangunan madrasah, lalu US meminta biaya operasional perjalanan yang tidak sedikit.
"Saya bertemu US bersama Ustad Salim yang datang ke rumah saya, dan mengatakan akan memberikan bantuan berupa bangunan madrasah dengan nominal 100 juta rupiah. Karena saya sebagai guru ngaji di kampung saya, tentu sangat senang akan mendapatkan bantuan," kata Wahidin.
Lalu tambah Wahidin, US meminta BOP untuk perjalanan dengan dalih agar segala sesuatunya lancar dan cepat terlaksana.
"Saya awalnya memberikan uang sebesar Rp. 2.400.000, dan kedua kalinya kepada oknum US sebesar Rp, 1.200.000, ini belum termasuk ongkos-ongkos yang US pinta agar semuanya lancar katanya, dan US juga menjanjikan akan mendapatkan CSR dari bank BJB,"jelasnya.
Kepada korban lainnya Yahya warga Padaherang yang juga guru ngaji, US juga menjanjikan hal yang sama, yakni akan memberikan bantuan untuk madrasah dan CSR dari bank BJB, Yahya sudah menyerahkan uang kepada US sebesar Rp. 2.000.000, dan berikut ongkos-ongkos juga, tambah Wahidin.
Lain halnya Yana anggota Koperasi Pasar Pangandaran, Yana mengatakan, dirinya didatangi US dan Eka Nurdiana, kepada dirinya US memberikan janji akan mendapatkan bantuan untuk koperasi sebesar 10 M dan US menyuruh dirinya ngajak teman yang bekerja di koperasi.
"Untungnya saya tidak lakukan, selanjutnya US meminjam uang kepada saya namun tidak saya beri tapi kalau pinjam ke Koperasi bisa asalkan jadi anggota terlebih dahulu, akhirnya jadi anggota dan meminjam uang sebesar Rp. 6.000.000 dari koperasi. Namun sampai saat ini tidak ada itikad baik untuk menyicil atau melunasinya, dan ini sudah beberapa bulan lamanya," ungkap Yana.
Dari sekian banyak korban, bukan hanya mereka saja yang menjadi korban, diduga masih banyak korban yang belum mau mengungkapkan. Para korban ini sedang mendata siapa saja yang sudah jadi korban dugaan penipuan yang dilakukan US, dan jika tidak ada itikad baik, para korban akan menempuh jalur hukum.
Sementara itu, saat dikonfirmasi US mengatakan, dirinya mengakui memang benar kalau dirinya dan Eka Nurdiana meminjam kepada koperasi, namun kepada yang lain nya itu tidak benar dan itu sebenarnya mencatut namanya untuk minta uang kepada mereka.
"Saya mengakui kepada saudara Eka akan memberikan bibit buah-buahan dari Kementan, karena saya sebagai orang yang di percaya oleh dinas itu di Kabupaten Pangandaran ini, dan itu belum terealisasikan sampai saat ini" katanya.
Dan apabila nanti tidak kunjung terealisasi kata US, ia akan bertanggung jawab penuh pada saudara Eka, kini ia pun sedang menunggu apabila sampai sesudah pemilu tidak ada, dirinya akan bertanggung jawab.
"Sedangkan kepada Koperasi Pasar Pangandaran saya sudah memberikan jaminan berupa sertifikat dan itu memang pinjaman kepada saudara Yana pribadi melalui Koperasi" ungkapnya lagi.
US juga mengaku dulu bekerja sebagai pegawai lepas di Disdukcapil karena gajinya tidak cukup akhirnya keluar dan di Kabupaten Pangandaran dirinya di percaya oleh Kementan dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat.
"Kepada yang lainnya saya tidak merasa dan tidak ada urusan nya karena saya tidak meminta uang atau apapun, kepada saudara Yahya malah saya tidak kenal dan tidak tahu siapa dia dan orang mana," ucapnya.
Untuk saudara Wahidin, US mengaku kenal dan pernah bertemu, jadi untuk semuanya hanya kepada saudara Eka.
"Saya mengakui dan memang ada bukti kwitansi nya, kalau saya mau menipu mana mungkin saya berani tanda tangan di kwitansi," ucapnya.
Dilain pihak Kadisdukcapil Kabupaten Pangandaran, Yadi Setiadi saat di hubungi melalui WhatsApp mengatakan, US tidak pernah dan bukan pegawai lepas di Disdukcapil kabupaten Pangandaran. Namun menurut laporan dari pegawainya , US adakabar sering mengaku Kabid Disdukcapil kepada para pedagang di pasar Pananjung.
"Bukan, US bukan pegawai di Disdukcapil Kabupaten Pangandaran, tidak kenal dan tidak ada nama US di Disdukcapil, bahkan ada laporan dari pegawai saya, bahwa US kepada para pedagang di pasar Pananjung mengaku sebagai Kabid Disdukcapil. Waktu itu juga sempat mau ditegur, namun saat itu di kantor lagi banyak warga," ujarnya melalui pesan WhatsApp.
Editor : Irfan Ramdiansyah