get app
inews
Aa Read Next : Uang Tabungan Murid SD di Pangandaran yang Mandek, Nilainya Fantastis Rp7,47 Miliar

Tabungan Siswa Tak Kunjung Dibagikan, Orangtua Siswa di Pangandaran Bingung Menagih Kemana

Kamis, 15 Juni 2023 | 11:18 WIB
header img
Tabungan siswa tak kunjung dibagikan, orangtua resah. ( Foto: iNewsPangandaran.id/Irfan ramdiansyah)

PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Uang tabungan tak kunjung cair orang tua murid kelas 6 Sekolah Dasar (SD) yang baru lulus di Kabupaten Pangandaran Jawa barat resah. Para orangtua siswa ini kebingungan untuk menagih.

Kejadian tersebut terjadi di SD Negeri 2 Kondangjajar Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran, sebanyak 17 orang tua murid yang anaknya kelas 6 dan akan keluar sekolah kebingungan menagih uang tabungan.

Dari 17 murid kelas 6 ini, memiliki total uang tabungan senilai Rp 112.576.000 , dengan nilai tabungan yang berbeda-beda.

Menurut salah seorang orangtua siswa Widiansyah mengatakan, Uang tabungan anaknya belum dikembalikan oleh pihak sekolah dan banyak yang ngobrol bukan hanya di SD ini saja hampir di SD seluruh Cijulang, ada juga Parigi mungkin Cimerak ia dengar seperti itu.

"Ini sudah panjang sekali memasuki tahun ke 3 ga ada uangnya dan ga beres, Saya pernah 3 kali menemui kepala sekolah jawabannya sangat panjang sebenarnya bukan koridor untuk dijelaskan," kata Widiansyah.

Pihak sekolah kata Widiansyah menjabarkan uang dipinjam oleh oknum guru yang sudah pensiun di koperasi tugu.

"Keuangannya ga tahu, kita hanya menagih hak, bukan kepentingan apa-apa. Anak kelas 6 ada 17 orangtua siswa sama persis begitu kita telusuri dan bertemu beberapa kali jawabannya sama begitu, jadi bingung kita mau kemana minta pertanggungjawabannya," ujarnya.

Widiansyah menuturkan, Instansi sekolah kan ada atasannya yang membantu mencarikan solusi, termasuk para orangtua yang membutuhkan uang tersebut.

"Kita berharap ada itikad baik dulu sampai tanggal 22 Juni 2023 perpisahan sekolah, solusinya bagaimana kita tunggu tabungan anak saya 45 juta, kalau Total tahun sekarang sekitar Rp 112 juta lebih,"kata Widiansyah.

Widiansyah menjelaskan, dari lubuk hati yang paling dalam dirinya tidak mau permasalahan ini ke ranah hukum dan alangkah baiknya diselesaikan secara musyawarah.

"Pejabat terkait bisa menengahi apa tidak kalau memang tidak ada jalan keluar apa boleh buat, kalau diselesaikan musyawarah tidak ada jalan keluar ya nanti bisa ke pihak berwajib," jelasnya.

Saat ini pihaknya masih menunggu solusi terbaik untuk diselesaikan, ini bukan satu dua orang, kemungkinan tahun depan juga seperti ini lagi, anak sekolah kan nabung tiap hari, pungkasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pangandaran melalui Kabid Dikdas Darso mengatakan, dirinya juga mendengar ada informasi tabungan siswa yang tidak bisa dibagikan oleh sekolah kepada orang tua siswa yang akan lulus tahun ini.

Pihaknya siap menjadi fasilitator dan memfasilitasi karena pada dasarnya uang tersebut adanya di koperasi.

"Sebenarnya kami dari Dinas sudah memberikan himbauan dari jauh hari sekitar bulan Agustus 2022, agar pengembalian uang tabungan dimana pun adanya uang tersebut harus disiapkan," kata Darso.

Darso menjelaskan , sebenarnya pihak sekolah awalnya merasa tenang karena uang posisinya ada di koperasi tetapi dalam perjalanannya koperasi tersebut kolaps dan tidak bisa menyediakan uang simpanan sekolah untuk dibagikan ke orangtua siswa.

"Saya belum mengetahui proses kesepakatan penyelesaiannya seperti apa, rencananya besok akan langsung menemui pihak sekolah juga pihak koperasinya,"ujar Darso.

Masih dikatakan Darso, dirinya baru ada konfirmasi dari kepala sekolah yang lain setelah dikumpulkan, ternyata bisa mengembalikan uang tabungan tersebut dan tiba-tiba muncul permasalahan.

Dirinya belum mengetahui secara jelas permasalahan dan upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan hal tersebut.

"Informasinya memang terjadi bukan tahun ini saja tahun kebelakang juga masih ada yang belum selesai dibagikan. Jalan satu-satunya harus menuntut pihak koperasi yang sudah jauh hari sebelumnya diberikan himbauan untuk persiapan mengeluarkan uang tetapi ternyata tidak bisa,"ujar Darso.

Menurut Darso, Kepala sekolah menyimpan uang di koperasi maksudnya agar nanti saat pengembalian ke siswa uangnya tinggal mengambil di koperasi, tapi ternyata koperasinya kolaps.

"Besok kita akan komunikasi dengan pegawai koperasi serta akan bertanya seperti bagaimana kedepannya menyelesaikan permasalahan ini,"ungkap Darso.

Padahal kata Darso, pihaknya bukan tahun ini saja menghimbau kepada sekolah apabila masih ada yang menyelenggarakan tabungan peserta didik agar lebih teliti dalam menyimpan keuangan. Usahakan menyimpannya di lembaga yang dijamin oleh lembaga penjamin keuangan atau OJK.

"Ternyata banyak yang konfirmasi sekolah yang deposito nya di Bank Jabar dan lainnya sudah mulai berjalan, tapi kalau sudah yang terlanjur menyimpan uangnya di koperasi akan diselesaikan dengan pihak koperasi,"ucapnya.

Rencana nya pihaknya akan konfirmasi ke pihak sekolah penanggulangannya sejauh mana, biar jelas dulu memang Kepala sekolah sudah melapor melalui telpon dan dirinya kurang sreg.

"Kami ingin yang terbaik untuk semuanya, Intinya dinas siap memfasilitasi sejauh kewenangannya, terkait penagihan di koperasi bukan kewenangannya tapi mudah-mudahan kita cari solusi yang terbaik untuk semuanya," tutupnya.

Editor : Irfan Ramdiansyah

Follow Berita iNews Pangandaran di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut