Tak hanya soal banyaknya makanan, tetapi komposisi gizi menjadi senjata utama. Protein berkualitas tinggi dibutuhkan untuk memperkuat otot pernapasan, sementara lemak sehat menjadi pilihan energi yang lebih aman karena menghasilkan karbondioksida lebih sedikit dibanding karbohidrat.
Ijni juga menekankan pola makan porsi kecil namun sering untuk mencegah sesak setelah makan. Asupan cairan pun tak bisa ditawar karena membantu pengeluaran lendir pada saluran pernapasan.
Perawatan tak bisa dilakukan setengah hati. Ia menegaskan, penanganan nutrisi harus dilakukan oleh tim multidisipliner: dokter paru, ahli gizi, hingga perawat yang memantau ketat kondisi pasien.
“Tim gizi punya peran besar mulai dari menghitung kebutuhan energi, memilih bahan makanan, sampai memantau status gizi selama pasien dirawat,” jelasnya.
Di akhir, Ijni mengingatkan bahwa langkah terbaik adalah pencegahan. Ia mengajak masyarakat sadar diri sebelum terlambat.
“Hindari rokok, makan yang bergizi, dan lakukan olahraga ringan. Pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan,” tandasnya.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait
