CIAMIS, iNewsPangandaran.id - Suasana haru, bangga, dan penuh gegap gempita menyelimuti aula utama Universitas Galuh Ciamis saat prosesi Wisuda ke-43 digelar. Sebanyak 714 wisudawan resmi dikukuhkan, mengukir langkah baru dalam sejarah kampus kebanggaan masyarakat Tatar Galuh ini.
Dengan mengusung tema “Nilai Luhur Budaya Kagaluhan sebagai Akar Kepemimpinan Etis (Ethical Leadership) untuk Mencapai Indonesia Emas 2045”, acara ini bukan sekadar seremoni akademik biasa.
Tapi jadi panggung besar yang menegaskan bahwa Universitas Galuh tak hanya mencetak sarjana, melainkan juga pemimpin beretika yang berakar pada nilai budaya bangsa.
“Etika adalah katalisator utama menuju Indonesia Emas. Kepemimpinan sejati harus lahir dari hati yang jujur dan berbudaya,” tegas Rektor Universitas Galuh, Prof. Dr. Dadi, M.Si, dalam pidato penuh makna di hadapan ribuan tamu undangan.
Ia menegaskan, nilai Kagaluhan yang bermakna inti hati atau permata kehidupan menjadi fondasi utama yang mengajarkan kejujuran, kebijaksanaan, dan keharmonisan hidup.
Nilai itu termanifestasi dalam tiga filosofi besar Tri Tangtu di Buana:
1. Tangtu Wibawa, kekuasaan yang etis, adil, dan bertanggung jawab.
2. Tangtu Wreda, kebijaksanaan dalam setiap keputusan.
3. Tangtu Wening, kedamaian dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Suasana semakin syahdu ketika para wisudawan satu per satu dipanggil. Tangis dan tawa menyatu, menggambarkan perjuangan panjang di balik toga dan ijazah.
“Wisuda bukan akhir dari belajar. Ini justru awal tanggung jawab baru di tengah perubahan zaman,” ujar dr. Hj. Pupung Oprianti, M.Kes, Ketua Yayasan Pendidikan Galuh, dengan nada tegas namun sarat motivasi.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada para orang tua yang telah mempercayakan Universitas Galuh sebagai tempat menempa ilmu dan karakter anak-anaknya.
“Kami terus berkomitmen menjadi universitas dengan tata kelola terbaik dan mutu pendidikan yang unggul,” tambahnya.
Bupati Ciamis, Dr. H. Herdiat Sunarya, turut hadir memberikan apresiasi. Menurutnya, Universitas Galuh kini menjadi tumpuan daerah dalam mencetak SDM unggul, berkarakter, dan berdaya saing global.
“Di tengah disrupsi teknologi dan kecerdasan buatan, saya yakin lulusan Galuh akan jadi pelaku perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya penuh semangat.
Tahun 2025 menjadi momentum emas bagi Universitas Galuh. Tak tanggung-tanggung, 39 dosen berhasil lolos hibah penelitian dan pengabdian masyarakat nasional, menyerap dana pemerintah hingga Rp 2,045 miliar.
Jumlah itu meningkat 68% dibanding tahun sebelumnya! Selain itu, kampus ini juga gencar mewujudkan konsep Smart Campus, memperluas kerjasama internasional, dan memperkuat kemitraan dengan dunia industri.
Tak hanya dosen, mahasiswa pun ikut menorehkan prestasi global. Mahasiswa Faperta dan Fikes telah mengikuti magang ke Jepang, bahkan sudah mencapai batch ke-4 dengan lebih dari 15 peserta.
Sementara itu, mahasiswa FKIP sukses menjalani PLP Internasional ke Thailand, membuktikan bahwa Galuh tak kalah di kancah dunia.
Beberapa nama mencuri perhatian publik, di antaranya Anggia Anggraeni, Tianly Amelia, Nova Sri Rahayu, hingga Repita Wulansari dari Prodi Pendidikan Matematika yang sempat mengajar di Thailand.
Tak berhenti di situ, Universitas Galuh juga meraih peringkat 3 nasional kategori media sosial dalam Anugerah HUMAS Diktisaintek 2025, berkolaborasi dengan Universitas Siliwangi, dan masuk Top 25 WJRS serta Top 5 kategori Kesenjangan Pembangunan dan KIJB.
“Universitas Galuh telah membuktikan diri sebagai kampus yang tak hanya berprestasi di lokal, tapi juga diperhitungkan secara nasional,” tutur Prof. Dadi bangga.
Momen puncak datang saat para wisudawan terbaik diumumkan. Nama-nama gemilang seperti:
- Prasetya, M.Pd. (Magister Administrasi Pendidikan, IPK 3,9, Predikat Pujian)
- Larasti Fatona, S.Pd. (Pendidikan Matematika, IPK 3,97)
- Cisa Farhany Ambarwanty Mohtar, S.Kep. (Keperawatan, IPK 3,94)
Dan sederet nama lain, sukses menjadi simbol dedikasi dan kecerdasan yang lahir dari kampus Galuh.
Dengan segala pencapaian itu, Universitas Galuh benar-benar menegaskan posisinya sebagai kampus kebanggaan Tatar Galuh yang berperan aktif membangun negeri.
“Ini bukan sekadar soal angka IPK, tapi soal karakter, etika, dan keberanian untuk mengubah dunia,” tutup Rektor Prof. Dadi penuh keyakinan.
Semangat “Kagaluhan” kini bukan sekadar filosofi, tapi nafas perjuangan Universitas Galuh menuju Indonesia yang lebih beretika, berbudaya, dan berkemajuan.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait
