Pelayaran mereka dimulai dari Kupang dan direncanakan menuju Pelabuhan Ratu dan Sumatera, namun kondisi mesin memaksa mereka mencari tempat aman untuk singgah sementara.
Selain melakukan perbaikan, para awak kapal juga memanfaatkan momen tersebut untuk membeli kebutuhan logistik serta menikmati suasana alam sekitar.
“Kami hanya ingin memperbaiki kerusakan dan beristirahat sejenak di sini. Tidak ada maksud lain,” ujar Paul kepada petugas saat pemeriksaan berlangsung.
Pemeriksaan dokumen kapal dan identitas seluruh awak dilakukan secara cermat oleh petugas UPP Pangandaran. Hasilnya, seluruh dokumen pelayaran, termasuk izin berlayar dan paspor kru, dinyatakan lengkap dan sah sesuai standar pelayaran internasional.
Diketahui, kapal tersebut membawa tiga awak dari negara berbeda: Argentina, Italia, dan Australia. Ketiganya berada dalam kondisi sehat dan bersikap kooperatif selama proses pemeriksaan.
Tidak ditemukan indikasi pelanggaran hukum, penyelundupan, atau aktivitas ilegal lainnya. Petugas juga memberikan peringatan agar kapal tidak melakukan aktivitas di luar izin selama berada di wilayah perairan Pangandaran.
Pengawasan akan terus dilakukan hingga kapal tersebut meninggalkan lokasi untuk melanjutkan pelayaran ke tujuan berikutnya. Edi, petugas dari UPP Pangandaran, menyatakan bahwa tindakan ini penting untuk menjaga kedaulatan maritim Indonesia.
Ia menegaskan bahwa setiap kapal asing yang singgah harus melalui proses pemeriksaan menyeluruh sesuai prosedur yang berlaku.
“Kami tidak ingin mengambil risiko. Semua kapal asing harus kami awasi ketat. Ini bagian dari tugas kami untuk menjaga perairan Indonesia tetap aman dan tertib,” tegas Edi kepada wartawan.
Meski sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga, situasi segera kondusif setelah masyarakat mengetahui bahwa kunjungan kapal hanya bersifat darurat teknis.
Beberapa warga bahkan tampak menyambut kru kapal dengan ramah, mencerminkan budaya lokal yang tetap terbuka tanpa mengesampingkan kewaspadaan.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait
