PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Pasca pemilu 2024 harga beras makin meroket seperti yang terjadi di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat. Dengan naiknya harga kebutuhan pokok tersebut tentu membuat sejumlah pedagang beras maupun konsumen, khususnya para ibu - ibu mengeluh.
Hal yang serupa dikeluhkan juga oleh salah seorang petani disaat giling padi miliknya di huller. Sawah miliknya belum bisa ditanami padi karena masih terendam air, stok padi miliknya tidak akan mencukupi hingga panin mendatang.
Jahili warga Pangandaran mengatakan, hanya ada satu karung padi sisa panin sebelum musim hujan karena kalau beli beras lumayan mahal.
"Mungkin untuk kedepannya belum tahu, kebingungan juga kalau stok padi habis, sedangkan harga beras saat ini masih terbilang tinggi,"ujarnya.
Menurutnya, cukup kesulitan untuk saat sekarang pekerjaannya hanya sebagai petani, tidak memiliki pekerjaan lain.
"Mudah mudahan saja ada solusi dari pihak pemerintah dan harga beras kembali normal,"ujarnya.
Meskipun harga padi ikut mahal 1000 rupiah perkilogramnya, kata Jahili, percuma karena tidak bisa tanam karena terendam air. Sementara itu para pedagang di pasar pun keluhkan melonjaknya harga beras di pasaran.
Yang biasanya menyediakan beras dengan stok banyak, saat ini lebih sedikit, karena untuk membelinya lumayan mahal.
"Naiknya harga beras kurang lebih sudah hampir 2 bulanan dengan harga terendah 16,5 ribu rupiah perkilogramnya hingga 17,5 ribu rupiah, yang biasa harga normalnya 12 ribu rupiah," ucap Ngadiah saat di wawancara di Warung beras miliknya.
Ngadiah mengatakan, di saat harga tinggi lumayan susah juga untuk menjualnya dan untuk stok di warung hanya sedikit, karena kalau belanja banyak untuk modalnya pun lumayan besar.
"Untuk pelanggan sih normal, cuman harganya yang mahal, karena mau mahal atau murah itu kan kebutuhan pokok tetap saja di beli,"ucapnya.
"Cuman saat ini beras yang banyak di beli oleh warga lebih banyak memilih harga beras yang paling murah dengan harga 16,5 ribu rupiah," tukas Ngadiah.
Pedagang beras lainnya Diah menyampaikan, dirinya menjual beras dari harga 16,5 ribu sampai 18,5 ribu rupiah.
"Untuk harga yang 18,5 ribu rupiah itu beras bagus dari pangandaran, yang biasa normalnya 12 hingga 13 ribu rupiah,"ucapnya.
Salah satu pelanggan Nur menyampaikan, Meskipun harga beras mahal tetap saja di beli, karena kebutuhan pokok.
"Tiap hari kan harus makan dan kebutuhan untuk makan keluarga tetap saja tidak bisa di kurangi," ujarnya.
Yang terpenting ada uangnya agar tetap bisa beli beras, sekarang saja beli beras 5 kilogram dengan harga perkilonya 16,5 ribu rupiah.
"Ya sekitar 80 ribu lebih yang biasa normal hanya menghabiskan uang 50 ribu rupiah,"kata Nur.
"Mudah mudahan saja bisa normal kembali, agar kami sebagai rakyat kecil tidak kerepotan untuk membeli beras,"pungkasnya.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait