PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Pasca hebohnya uang tabungan murid yang mandek di sejumlah Sekolah Dasar (SD) di wilayah Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran Jawa barat, yang di simpan di Koperasi Tugu.
Wakil Ketua Koperasi Tugu Cijulang, akhirnya buka suara. Sobirin Wakil Ketua Koperasi Tugu Cijulang mengatakan, Kemacetan ini berawal dari kebijakan Pemerintah sekitar pada tahun 2017 dalam hal membayar gaji guru.
"Pembayaran gaji, dulu kan tunai melalui bendahara. Tapi, tiba-tiba dirubah menjadi non tunai melalui rekening," ujar Sobirin kepada sejumlah wartawan saat ditemui di kantor Koperasi Tugu Cijulang, Rabu (21/6/2023) siang.
Dan sejak kebijakan itu, uang gaji tersebut dipegang langsung oleh anggota koperasi yang merupakan seorang guru.
"Nah, mungkin karena mental anggota yang kurang baik, sehingga mereka malas untuk membayar setor ke Kota (Koperasi Tugu Cijulang)," ucapnya.
Sobirin menjelaskan, bidang usaha di Koperasi Tugu Cijulang ini dibagi dua yaitu, bidang usah simpan pinjam dan bidang usaha pusat. Bidang usaha pusat ini terdiri dari toko yang biasa disebut konsumsi, penginapan dan sewa gedung olahraga.
"Untuk jumlah anggota, saat ini hampir tidak ada yang aktif. Malah, bisa dibilang hanya 20 sampai 30 orang yang masih aktif. Selebihnya kurang begitu aktif, terutama yang memiliki utang dan macet," ujarnya.
Padahal dahulu tambah Sobirin, saat Koperasi Tugu Cijulang masih sehat, memiliki anggota sekitar 400 orang. Sekarang tinggal sekitar 200 orang, bahkan kurang. Dan saat ini jumlah utang anggota kepada koperasi tugu Cijulang totalnya sekitar di angka Rp 5,2 miliar.
"Sedangkan, untuk uang tabungan murid, kita punya utang ke SD itu sekitar Rp 2,9 miliar. Istilah di kita sebenarnya bukan tabungan, tapi tabungan KMA atau kredit modal asing," tuturnya.
Lebih lanjut Sobirin merinci, Koperasi Tugu Cijulang mempunyai utang sekitar Rp 2,9 miliar terhadap 6 SD di Kecamatan Cijulang.
"Diantaranya, SDN 1 Cijulang, SDN 2 Cijulang, SDN 1 Kondangjajar, SDN 2 Kondangjajar, SDN 3 Kertayasa dan SDN 3 Batu Karas," terangnya.
Sobirin juga mangaku, semenjak mengalami kemacetan pihaknya sudah melakukan langkah-langkah dan upaya untuk menagih kepada para peminjam.
"Pertama, kita sudah memanggil mereka untuk menagih, namun tidak berhasil menagih dengan memanggil, kita datangi mereka ke rumah - rumahnya," ujar Sobirin.
Hampir setiap bulan, pihaknya menagih ke guru yang mempunyai sangkutan, bahkan hingga sekarang terus dilakukan.
"Tapi, jawaban guru (yang punya sangkutan), iya-iya saja. Bahkan yang paling ngeri kita menagih kesana, malah kita yang dimarah marahin," katanya.
Diketahui Koperasi Tugu Cijulang ini berdiri dari tahun 1939. Dan untuk mengembalikan uang tabungan murid, Koperasi Tugu berencana akan menjual asetnya.
Editor : Irfan Ramdiansyah